Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Prabowo Subianto kembali melanjutkan safari politiknya di Jawa Timur. Setelah menyambangi Magetan, Capres nomor urut 02 itu bertandang ke Ponorogo. Saat bicara di depan para pendukungnya, emosi Prabowo sempat naik melihat ada hadirin yang ribut berebut buku. Waduh, Pak Prabowo keluar aslinya? Di hari kedua di Jawa Timur, Prabowo mendatangi sejumlah lokasi. Tempat yang pertama dikunjungi adalah rumah makan Sate Lego yang berlokasi di Jalan KH Ahmad Dahlan, Ponorogo. Di sana, Prabowo menyempatkan sarapan bersama relawan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
Prabowo tiba di lokasi sekitar pukul 10 pagi, dengan dandanan khasnya: kemeja safari kantong empat. Kehadiran Prabowo disambut reog Ponorogo dan para pimpinan partai koalisi wilayah Ponorogo, serta para relawan dan pendukungnya. Usai menyaksikan reog, Prabowo langsung diajak masuk ke dalam dan menyantap hidangan sarapan dengan menu sate khas Ponorogo. Setelah itu, Prabowo diminta memberikan arahan bagi para relawan. Topik yang disampaikan, masih sama dengan sebelumnya, bahwa ada kekayaan negara yang mengalir ke luar negeri. Karena itu, ia mengajak simpatisan dan relawan aktif bergerak mengingatkan perubahan. Jangan sampai masyarakat kembali dibodohi.
Baca juga : Air Mata Politisi, Air Mata Buaya
Nah, di tengah sambutannya itu, ada tim Prabowo-Sandi yang membagikan buku "Paradoks Indonesia". Pembagian itu bikin suasana sempat ricuh. Berisik. Terutama pendukung Prabowo yang ibu-ibu. Merasa terusik, Prabowo lantas menegur emak-emak itu untuk tertib, dan mau menghormati dirinya saat menyampaikan sambutan. “Saudara mau diam atau saya yang bicara. (kalau mau bicara) Saudara naik ke sini (panggung). Kalau mau sopan, saya bicara dulu, ini ingin lanjut atau tidak. Jangan ribut sendiri,” tegas Prabowo dengan raut muka serius. Para pendukungnya membalas dengan betul. Tak lama suasana langsung kondusif kembali.
Setelah tenang, Prabowo melanjutkan pidatonya. Ia mengingatkan simpatisannya untuk ikut mencoblos pada 17 April 2019. Menurutnya, hanya pada tanggal itulah kedudukan tukang becak, para pedagang, para pramusaji memiliki kedudukan yang sama dengan para pengusaha maupun petinggi negara
lainnya. “Semua masyarakat Indonesia punya kesempatan yang sama untuk menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan,” ujarnya.
Baca juga : Tantangan Cari Bentuk Tempe Tidak Substantif
Prabowo mengingatkan masyarakat, jangan sampai salah pilih. Dia mengingatkan jangan memilih Prabowo untuk jadi presiden. Tapi lihatlah cita-cita, program dan tugasnya yang ingin menjaga dan mengamankan kekayaan Indonesia. “Ingin perubahan, bantu kami. Bantu Prabowo dan Sandi. Pilihlah karena melihat keinginan kami menjaga kekayaan Indonesia,” papar dia. Prabowo pun berharap agar masyarakat Ponorogo bisa meyakinkan lingkungannya, jika negaranya sedang dicuri. Harus berani membuat perubahan.
Momen Prabowo sempat emosi itu ditanggapi kubu Jokowi-Ma’ruf. Wakil Sekretaris TKN (Tim Kampanye Nasional) Jokowi Ma’ruf, Raja Juli Antoni. Ia menilai kejadian itu menunjukkan jelas siapa Prabowo yang sebenarnya. Yang bisa tanpa ragu memarahi kaum perempuan. “Kejadian itu mengkonfirmasi siapa Pak Prabowo sebenarnya. Jadi, sudah banyak kabar yang sampai ke kita, yaitu atittude Pak Prabowo. Seorang yang grasa-grusu, seorang yang emosional,” ujar Raja Juli Antoni.
Baca juga : Artis Tidak Selalu Dongkrak Suara, Bisa Juga Bikin Jeblok
Antoni mengatakan, inilah saatnya rakyat bertanya kepada dirinya sendiri, apakah mau memilih pemimpin yang grasa-grusu dan emosinya tidak terkontrol. “Bukannya itu menggambarkan ketegasan Prabowo?” tanya wartawan. “Tegas itu tidak menghardik. Tegas itu tidak marah-marah. Tegas itu tidak membanting handphone, misalnya,” jawab Antoni. Selain itu, dia juga menilai perlu ditanyakan kepada Bawaslu setempat, apakah bagi-bagi buku oleh Prabowo itu bagian dari money politics atau tidak. “Itu perlu di-investigasi. Kita tetap pada prinsip praduga tak bersalah ya. Tapi ada baiknya dipertanyakan, kenapa orang sampai rebutan seperti itu,” kata Antoni.
Terpisah, Sandiaga Uno menyangkal jika pembagian buku oleh kubunya dikaitkan dengan politik uang. Menurut Sandi, buku yang dibagikan adalah buku pesanan yang sudah dibayar. “Buku "Paradoks Indonesia" sangat diminati. karena itu merupakan potret dan ditulis dengan bahasa yang renyah dan bahasa yang bisa dimengerti masyarakat,” kata Sandi. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.