Dark/Light Mode

Buntut Istilah Sontoloyo

Anak Buah Prabowo Ingin Laporkan Jokowi

Selasa, 30 Oktober 2018 09:56 WIB
Ferry Juliantono
Ferry Juliantono

RM.id  Rakyat Merdeka - Polemik istilah ‘sontoloyo’ yang disampaikan Presiden Jokowi belum berakhir. Bahkan kader Gerindra berencana memperpanjang masalah tersebut ke jalur hukum. Adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono yang bakal memperpanjang urusan sontoloyo. Dia berencana melaporkan Jokowi ke kepolisian karena ucapan sontoloyo itu. “Ya ingin juga sekalian (laporkan Jokowi ke Polisi),” kata Ferry di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Bukan hanya pernyataan Jokowi,tapi juga Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Saat berseteru dengan Sandiaga Uno, Menteri Susi menggunakan kata ‘goblok’. “Bu Susi ngomong goblok. Kata-kata itu, dua orang itu layak untuk diadukan. Karena sudah ada yurisprudensi-nya, orang kayak Ahmad Dhani dijadikan tersangka,” ungkapnya. Dia juga heran mengapa kubu capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin selalu mengkritik pasangan Prabowo-Sandi. Ferry menduga, kubu Jokowi-Ma’ruf sedang stres dengan hasil survei yang selalu merosot.

Baca juga : Rita Hasan Bolak-balik Dapil

“Mungkin sudah stres kali hasil surveinya turun terus, karena sekarang kan trennya kita naik, mereka turun, jadi mereka mulai makin keliatan enggak wajar,” sindirnya. Padahal pertarungan Pilpres 2019 dimulai dengan penandatanganan untuk menjadikan pemilu yang berlangsung berjalan damai. Namun Ferry mengatakan, pihaknya sudah melakukan kampanye dengan cara yang benar, berbeda dengan tim petahana. “Ya kita sih damai, orang yang paling ekstrim aja, jutaan orang sudah bisa damai kok. Mereka jadi ngomongin soal damai, mereka aja dulu buktiin mereka bisa damai apa tidak,” sambung Ferry.

Seperti diketahui, istilah sontoloyo disampaikan Jokowi dalam pidatonya. Kata itu digunakan Jokowi untuk menanggapi kritikan sejumlah elite terkait kebijakan dana kelurahan. Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Raja Juli Antoni menganggap wajar pernyataan Jokowi itu. Apalagi, kritik yang dilakukan lawan politik terhadap Jokowi sudah keterlaluan. “Apa pernah Pak Jokowi marah dihina dirinya planga-plongo? Dihina bodoh dan dipersepsikan tidak pernah baca buku? Difitnah PKI dan anti-Islam? Jokowi tidak pernah marah,” ungkap Toni.

Baca juga : Sandi Dicurigai Ingin Dongkrak Elektabilitas

Menurutnya, penjelasan Jokowi mengenai dana kelurahan sudah jelas untuk kepentingan masyarakat. Toni juga membebenarkan dana kelurahan karena melihat dari aspirasi masyarakat. Namun ia menyesalkan sikap nyinyir dari pihak oposisi. “Kita boleh berbeda kepentingan politik, tapi bila ada sebuah kebijakan baik yang berorientasi untuk kepentingan rakyat, saatnya kita bersatu. Tidak perlu banyak ngomong. Berhenti nyinyir.Berhenti menjadi politisi sontoloyo,” sindirnya. [MHS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :