Dark/Light Mode
Prabowo Nangis Dipeluk Emak-emak
Air Mata Politisi, Air Mata Buaya
RM.id Rakyat Merdeka - Adegan Prabowo Subianto nangis saat dipeluk emak-emak di Magetan, Jawa Timur, kemarin, jadi perbincangan netizen. Ada yang mengingatkan, jangan terlalu percaya dengan air mata politisi, karena sama bahayanya dengan air mata buaya. Kemarin, Prabowo melanjutkan safari politiknya ke pesantrenpesantren di Jawa. Setelah Jawa Tengah, ketua umum Gerindra itu berkeliling ke Jawa Timur. Tempat pertama yang dikunjungi adalah makam Soerjo, Gubernur Jawa Timur pertama, yang terletak di Magetan. Disinilah, Prabowo menangis saat dipeluk emak-emak.
Lokasi makam Soerjo berada di Jalan Salak, di Kelurahan Kepolo Rejo Kecamantan Magetan, Jatim. Prabowo tiba di lokasi menjelang tengah hari. Molor lebih dari satu setengah jam dari jadwal yang direncanakan. Prabowo tampil seperti biasa. Mengenakan kemeja krem dan peci hitam. Turun dari Alphard putih, Prabowo langsung disambut pendukungnya yang menunggu dari pagi. Para pengawalnya sampai kesulitan membendung antusias warga. Turut hadir puluhan relawan dari Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya, Relawan Prabowo Sandi (PADI), Gerakan Partai Emak emak dan partai koalisi pendukung PrabowoSandi, yang antusias menyambut Prabowo sejak pagi. Selama setengah jam Prabowo di makam.
Ada kejadian menarik saat Prabowo akan meninggalkan lokasi. Saat menuju ke mobilnya, seorang ibu merangsek. Menerobos para pengawal dan memeluk Prabowo. Ia sesenggukan. “Bapak harus jadi (presiden) ya, Pak,” kata si Ibu. Prabowo membalas pelukan itu. Ikut terharu dan mencoba menenangkan. “Bantu kita berjuang ya. Terimakasih.. bantu berjuang,” kata Prabowo sambil mengusap air mata sebelum meninggalkan lokasi.
Baca juga : Ancaman PKS Cuma Gimmick
Di sela-sela berziarah ke makam Gubernur Soerjo, Prabowo bertemu para pendukung, kader, dan relawan di Jalan Salak. Tempatnya tak jauh dari makam. Kenapa berziarah ke sini? Kata Prabowo, Gubernur Soerjo adalah sosok pahlawan panutan yang harus dihormati. Gubernur Soerjo memimpin perjuangan di Surabaya, menghadapi ultimatum Inggris yang sangat berat. “Kemerdekaan memang diproklamasikan di Jakarta pada 17 Agustus 1945.Tapi. proklamasi tersebut diuji di Surabaya,” kata Prabowo, kemarin.
Kala itu, sambungnya, Inggris mengultimatum agar para pejuang, tentara, polisi dan pemuda di Jawa Timur yang ada di Surabaya, agar menyerah. Tapi Gubernur Soerjo melawan. “Bayangkan kalau mereka tidak melakukan itu, di mana harga diri bangsa Indonesia?” ujarnya. Capres Nomor Urut 02 itu mengajak masyarakat dan para generasi muda, khususnya di Magetan, untuk memperjuangkan Indonesia agar lebih baik dan tidak mudah dijajah oleh negara mana pun. “Mari kita bersama memperjuangkan Indonesia, seperti yang patut kita contoh yakni, pahlawan kita Gubernur Soeryo yang rela mengorbankan jiwa raganya untuk memperjuangkan bangsa dan negara dari penjajah. Khususnya, di Jawa Timur,” ujarnya.
Momen Prabowo menangis ini diperbincangkan netizen. Banyak pro kontra. Yang kontra menganggap momen tersebut adalah settingan. Seperti yang ditulis Husni Thamrin di kolom komentar detiknews.com. Sementara akun Toto Indo menilai, tak pantas Prabowo jadi presiden karena terlalu lembut. “Belum kalau ditekan DPR,” ujarnya. “Air mata buaya itu mah. Tebar pencitraan gaya politisi,” tulis Alu Goro, di tempat yang sama. Sementara akun DiBaxsi yakin dengan dukungan yang ada, Prabowo bisa menang di Pilpres mendatang. “Yakin Jokowi pasti tumbang di 2019,” ucapnya.
Baca juga : Jokowi Enggak Merasa Kampanye Terselubung
Dari makam Gubernur Soerjo, Prabowo kemudian menuju ke Pondok Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) di Takeran. Prabowo melakukan silaturahim dengan pimpinan, kiai dan santri PSM. Malamnya, dia bersilaturahim dan ikut pengajian di Pondok Pesantren Temboro di Kecamatan Karas. Di PSM Takeran, Prabowo disambut sekitar seribuan santri. Juga disambut tokoh dan para kiai. Dalam sambutannya, Prabowo hati-hati bicara. Katanya, kunjungan ini bukan untuk kampanye. Dia tak meminta dukungan. Dia mengaku punya alasan tersendiri berkunjung ke ponpes tersebut.
Salah satunya, karena Presiden Soeharto dan keluarga Cendana pernah datang dan salat di ponpes pimpinan Miratul Mukminin (Gus Amik). “Pak Soeharto pernah salat di sini, itu alasan saya berkunjung. Hati saya seperti dipanggil untuk ke Ponpes Gus Amik,” kata Prabowo yang disambut tepuk tangan para santri. Prabowo bilang, ada aturan larangan kampanye di pondok pesantren. Dan kata dia, memang tidak ada niat untuk berkampanye.
“Saya tidak ada niat mencari dukungan ulama. Ulama, kiai, guru ustad adalah orang yang bijak, orang-orang berilmu dan punya pemahaman. Tidak pantas kita datang minta dukungan,” ujarnya. Dalam kunjungannya, Prabowo meninggalkan oleh-oleh 200 buku berjudul "Paradoks Indonesia". Buku itu akan
dibagikan untuk para santri. Prabowo mengatakan, selama ini ia banyak berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia. Ia banyak mendapat temuan dan
pandangan, yang kemudian dituliskan dalam buku tersebut.
Baca juga : KPU Harus Masukkan OSO Dalam Daftar Calon Tetap
“Paradoks itu artinya kejanggalan. Kejanggalan itu bermula dari pemikiran saya, kurang lebih 20 tahun yang lalu. Bagaimana mungkin, negara yang begini kaya, dengan sumber alam yang luar biasa yang tidak ada tandingannya di dunia - kecuali mungkin Rusia, Kanada, Amerika Serikat, Brazil -, rakyatnya masih banyak yang miskin. Menurut badan dunia, Indonesia adalah negara keenam terkaya di dunia dari segi sumber alam,” kata Prabowo. Selama kurang lebih 1 jam berada di ponpes, Prabowo meninggalkan lokasi. Para santri pun berebut berjabat tangan dengan Prabowo. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.