Dark/Light Mode

Jokowi Kembali Nyatakan Akan Cawe-cawe

”Kalau Ada Bahaya Masa Saya Diam...”

Rabu, 7 Juni 2023 08:44 WIB
Presiden Jokowi (kedua kiri) saat menghadiri Rakernas III PDIP, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)
Presiden Jokowi (kedua kiri) saat menghadiri Rakernas III PDIP, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi kembali menyatakan akan cawe-cawe di Pilpres 2024. Bila ada sinyal bahaya dalam proses politik menjelang 2024, Jokowi tidak akan berpangku tangan. Sebagai orang nomor 1 di negeri ini, Jokowi merasa bertanggung jawab untuk turun tangan untuk mencegah bahaya itu.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam konferensi pers pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP, di Gedung Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, kemarin. Menurut Kepala Negara, cawe-cawe politik adalah bagian dari kewajiban moral dan tanggung jawabnya sebagai presiden. Tujuannya untuk memastikan transisi kepemimpinan di tahun 2024 berjalan dengan baik dan damai.

"Agar visi kepemimpinan nasional serentak bisa berjalan dengan baik tanpa ada riak-riak yang membahayakan negara dan bangsa," tegas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, semua tindakannya ditujukan untuk memastikan situasi nasional tetap kondusif dan damai. Khususnya menjelang Pemilu 2024. Sebab, akan terjadi transisi kepemimpinan nasional.

“Ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab moral saya sebagai presiden, dalam masa transisi kepemimpinan nasional di 2024,” terangnya.

Baca juga : Jokowi: Kalau Ada Riak-Riak Bahaya, Masak Saya Diam Saja, Ya Nggak Lah..

Jokowi ingin Pilpres bisa berjalan dengan baik. Tanpa ada riak yang membahayakan negara dan bangsa. "Masa (kalau ada) riak-riak yang membahayakan bagi negara dan bangsa, terus saya disuruh diam? Ya nggak lah,” tegasnya. 

Di kesempatan sama, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyatakan, sebagai seseorang yang taat aturan, ia tak mungkin menegur seorang pemimpin negara untuk tidak melakukan cawe-cawe di 2024. "Saya ini orang taat aturan,” ucap Mega.

Mega melanjutkan, mungkin saja ada orang mengira dirinya bisa menegur Jokowi. Sebab, Jokowi menjadi presiden karena dipilih olehnya. Mega pun menegaskan, tidak. Sebab, Jokowi adalah presiden untuk seluruh rakyat Indonesia. Bukan cuma PDIP.

"Kan yang memilih juga rakyat Indonesia. Setelah dilantik (jadi presiden) itu, ya saya hormati sebagai Presiden saya," lanjut Presiden ke-5 RI ini.

Mega juga mengaku bingung jika harus mengatur Jokowi untuk tidak melakukan cawe-cawe. Dia berkelakar, takut dengan Paspampres yang selalu menjaga Jokowi.

Baca juga : Jokowi: Saya Akan Cawe-Cawe Demi Bangsa Dan Negara

"Jadi kalau dibilang nekan, saya mau nyari cara nekannya gimana? Pak Jokowi nanti ngamuk sama saya. Ini saja lihat, pasukannya saja kayak gini. Tuh lihat. Mana saya punya pasukan kayak gini," sebutnya, sambil menunjuk salah satu Paspampres yang berbadan tegap.

Mega mengaku hanya bisa memberikan saran dan masukan saja terkait program Pemerintah kepada Jokowi. Misalnya soal isu penuntasan stunting.

"Saya bilang ke beliau, rakyat Indonesia mestinya segede dia ini (Paspampres). Sudah gitu tingginya 185 (centimeter). Aduh saya lemas, saya bilang beliau. Pak stunting (ditangani), Pak,” ucapnya.

Di tempat terpisah, politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, seiring adanya penjelasan yang disampaikan Jokowi, kegaduhan soal cawe-cawe harusnya tutup buku. "Pernyataan tersebut menegaskan bahwa konsep cawe-cawe dimaknai sebagai bagian dari tanggung jawab. Dengan demikian, jangan buru-buru dihujat," ucap Hendrawan, kemarin. 

Artinya, kata Hendrawan, tujuan cawe-cawe Jokowi mengarah ke hal positif. "Dengan demikian, Presiden berusaha menjaga agar perjalanan negara bangsa ke depan berada di atas rel konstitusi. Bukan eksperimen retorika," imbuhnya.

Baca juga : Andi Gani Sebut Capres-cawapres Hasil Musra, Ada Nama Ganjar Dan Mahfud

Jokowi pertama kali menyampaikan akan cawe-cawe saat bertemu dengan para pimpinan media nasional, di Istana Negara, Jakarta, Senin, 29 Mei lalu. “Untuk negara ini, saya bisa cawe-cawe," ucap Jokowi, saat itu.

Jokowi memastikan, cawe-cawe yang dimaksudnya mengarah ke langkah positif. Jokowi ingin memastikan penerusnya dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis, seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, hilirisasi, hingga transisi energi bersih.

Dia juga menjamin, dalam cawe-cawe ini, dirinya tidak akan melanggar aturan dan tidak akan mengotori demokrasi. Semua yang dilakukan akan tetap berada dalam koridor konstitusi.

Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti yang positif. Masak tidak boleh? Masak tidak boleh berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar,” imbuhnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.