Dark/Light Mode

Pengamat: Kehadiran Golkar Dan PAN Ancam PKB, Masih Ada Waktu Cari Koalisi Baru

Rabu, 16 Agustus 2023 21:26 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat politik Yudha Kurniawan menilai, posisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terancam setelah hadirnya dukungan Golkar dan PAN kepada Prabowo Subianto sebagai bakal capres pada Pilpres 2024.

Dia mengatakan, kehadiran Golkar dan PAN mempengaruhi konsensus 'kerja sama politik' yang dikenal dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Piagam KKIR diketahui menjadi pijakan awal bagi koalisi Gerindra dan PKB dalam menghadapi gelaran Pemilu 2024.

Salah satu konsensusnya adalah cawapres yang akan dipilih mendampingi Prabowo tentu harus disetujui Muhaimin Iskandar (Cak Imin), selaku Ketum PKB.

Baca juga : Masih Ada Partai Yang Akan Join Koalisi Prabowo

“Masuknya partai peserta baru dalam Koalisi KKIR mulai memiliki pengaruh pada konsensus politik yang telah dicapai Gerindra-PK,” ujar Yudha dalam keterangan resmi, Rabu (16/8).

Yudha berkata, pasca deklarasi Golkar dan PAN juga muncul narasi perdebatan nama baru koalisi, penegasan posisi PKB dalam penentuan cawapres, dan arah koalisi tenda besar tersebut ke depan.

“Bagi PKB, dengan masuknya partai-partai lain ke dalam koalisi, muncul kebutuhan untuk mempertegas Piagam KKIR sebagai pijakan awal koalisi. Hal ini menjadi bagian dari upaya untuk memastikan nilai tawar yg besar bagi posisi PKB di dalam koalisi dalam menentukan arah koalisi ke depan,” tuturnya.

Yudha menyebut, dukungan yang begitu cepat terhadap Prabowo tentunya sarat dengan berbagai kepentingan politik dari partai-partai pemilu. Mengingat, waktu yang semakin mendekati pelaksanaan pemilu.

Baca juga : Respos Langkah Golkar Dan PAN, Pengamat: Ganjar Perlihatkan Kapasitas Negarawan

“Pasca deklarasi dukungan, belum terlihat sikap partai-partai lain terkait dengan Piagam KKIR. Di sini peran partai Gerindra juga sangat penting untuk mendorong partai-partai lain menghormati piagam KKIR,” tutur Yudha.

Selain itu, dalam dinamika politik, Yudha menilai tentu saja berbagai kemungkinan bisa terjadi, termasuk melakukan kalibrasi ulang terhadap konsensus koalisi politik.

“Ada dua hal yang mungkin bisa ditempuh para partai koalisi pendukung Prabowo. Pertama, melakukan kalibrasi ulang atas Piagam KKIR tanpa menegasikan peran PKB sebagai koalisi awal dan tentu saja yang kedua, belum terlambat bagi PKB untuk membangun konsensus baru dengan koalisi lama. PDI Perjuangan atau Demokrat,” bebernya.

Yudha pun mengingatkan koalisi antara Gerindra-PKB merupakan sejarah baru bagi kedua partai.

Baca juga : Hormati Golkar Dan PAN Dukung Prabowo, Ganjar Ingatkan Peristiwa Tahun 2014

PKB sebetulnya memiliki sejarah panjang justru dengan dua partai lain yang kemungkinan besar akan menjadi kompetitor pada gelaran Pemilu 2024 yang akan datang, yaitu PDI Perjuangan dan Demokrat.

“Ada beberapa pandangan bahwa koalisi gemuk atau tenda besar ini akan menyulitkan distribusi kerja-kerja politik jika kedepan koalisi ini memenangkan pemilu. Belum lagi masalah lain yang mungkin muncul dalam proses perjalanan pemerintahan yaitu distribusi kekuasaan,” tandas Yudha.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.