Dark/Light Mode

Survei Data Riset Analitika: Gerindra Teratas, PSI Lolos ke Senayan

Selasa, 30 Januari 2024 10:41 WIB
Temuan survei Data Riset Analitika menunjukkan elektabilitas Gerindra menempati peringkat paling atas hingga mencapai 20,6 persen. (Foto: Ist)
Temuan survei Data Riset Analitika menunjukkan elektabilitas Gerindra menempati peringkat paling atas hingga mencapai 20,6 persen. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Temuan survei Data Riset Analitika menunjukkan elektabilitas Gerindra menempati peringkat paling atas hingga mencapai 20,6 persen. Gerindra adalah partai utama pengusung pasangan Prabowo-Gibran.

Melejitnya elektabilitas pasangan dengan nomor urut 02 tersebut memberikan coattail effect bagi Gerindra, yang pada dua pemilu sebelumnya hanya menduduki peringkat kedua dan ketiga.

Sementara itu pada jajaran papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diperkirakan bakal melenggang ke Senayan. PSI yang digawangi putera Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, itu menembus ambang batas parlemen dengan meraih elektabilitas 4,3 persen.

“Elektabilitas Gerindra teratas dalam konstelasi pemilu legislatif, dan di jajaran papan tengah PSI diprediksi lolos menuju Senayan,” ungkap Direktur Eksekutif Data Riset Analitika Nana Kardina di Jakarta pada Selasa (30/1/2024). 

Menurut Nana, pemilu kali ini yang didominasi soal Pilpres membuat partai-partai yang kurang memiliki asosiasi dengan capres-cawapres harus bekerja lebih keras lagi. Di antara tiga pasangan capres-cawapres, hanya sedikit yang berkaitan dengan partai pengusungnya.

Baca juga : Prabowo-Gibran 51,7 Persen, Pilpres Berpotensi Selesai Satu Putaran

Selain Gerindra dengan figur ketua umumnya Prabowo Subianto, hanya PDIP dan PKB yang cukup memiliki kaitan dengan kandidat Pilpres. PDIP adalah partai utama pengusung Ganjar-Mahfud, sedangkan PKB menjadi anggota koalisi pengusung Anies-Muhaimin.

PDIP yang berasosiasi kuat dengan figur Ganjar Pranowo masih meraih elektabilitas tinggi, menduduki peringkat kedua sebesar 17,8 persen. PKB dengan ketua umumnya Muhaimin Iskandar meraih 7,8 persen, bersaing dengan Golkar yang elektabilitasnya 8,5 persen.

“Meskipun tidak ada figur Golkar yang maju dalam Pilpres, tetapi mesin politik partai yang selalu menjadi bagian dari pemerintahan itu masih mampu menjaga posisinya bertahan pada peringkat tiga besar,” jelas Nana.

Hanya saja, harus diakui keunggulan PKB yang mampu mendekati elektabilitas Golkar.

“Di antara anggota Koalisi Perubahan, hanya Cak Imin yang diasosiasikan dengan partai pengusungnya, sedangkan Anies Baswedan tampak lebih independen,” terang Nana.

Baca juga : Approval Rating 81,7 Persen, Keberpihakan Jokowi Pengaruhi Pilihan Pilpres

Nasdem dan PKS berebut efek elektoral Anies, di mana Nasdem merupakan partai yang pertama kali mengusung, sedangkan basis pemilih PKS lebih kuat dalam mendukung Anies. Elektabilitas PKS sedikit lebih baik, mencapai 5,1 persen, sedangkan Nasdem 4,7 persen.

Sementara itu Demokrat yang berpindah koalisi dari semula mendukung Anies menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Prabowo-Gibran harus puas dengan elektabilitas 5,0 persen.

“PKS dan Demokrat semula sama-sama menempatkan diri sebagai oposisi dan berada di luar pemerintahan Jokowi, di mana sebelumnya Demokrat cukup pintar memimpin gerbong oposisi dalam melancarkan kritik terhadap berbagai kebijakan Jokowi,” lanjut Nana.

Posisi itu kini diambil PKS, bahkan oleh Nasdem dan PKB yang merupakan dua partai pemerintah pengusung Anies-Muhaimin, yaitu. “Partai-partai oposisi dan pengkritik Jokowi mendominasi jajaran papan tengah elektabilitas,” Nana menjelaskan.

Selain itu ada PAN dengan elektabilitas 4,6 persen, atau sedikit di atas PSI.

Baca juga : Survei SPI: PDIP dan Gerinda Masih Teratas, Perindo Berpeluang Lolos ke Senayan

“Peluang PSI lolos ke Senayan disumbang oleh asosiasi partai itu dengan Presiden Jokowi, terutama sejak masuknya Kaesang, serta dukungan terhadap Prabowo-Gibran,” papar Nana.

Di antaranya ada PPP elektabilitas hanya 2,5 persen, Perindo 1,3 persen, Gelora 0,6 persen, PBB 0,4 persen dan Hanura (0,3 persen). Lalu ada Ummat dan Garuda yang sama-sama 0,1 persen, serta PKN dan Buruh yang nihil dukungan, sedangkan sisanya 16,2 persen tidak tahu/tidak jawab.

Survei Data Riset Analitika dilakukan pada 20-25 Januari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili 38 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.