Dark/Light Mode

ProGib Nusantara Gelar Diskusi Nasional Jaga Demokrasi Lanjutkan Indonesia Maju

Sabtu, 10 Februari 2024 11:50 WIB
Ketua Umum ProGib Nusantara Hafif Assaf (Foto: Istimewa)
Ketua Umum ProGib Nusantara Hafif Assaf (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Relawan ProGib Nusantara menggelar Diskusi Nasional 2024 bertema "Menjaga Demokrasi, Melanjutkan Indonesia Maju", di Riase Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (9/2). Dalam kegiatan ini, ProGib Nusantara berkolaborasi dengan Koalisi Indonesia Muda dan Koalisi Mahasiswa Indonesia. Acara dihadiri ratusan aktivis, alumni perguruan tinggi, dan mahasiswa se-Jabodetabek.

Diskusi ini menghadirkan narasumber lintas sektor dan profesional di bidangnya, seperti Ketua Umum ProGib Nusantara Hafif Assaf, Koordinator Nasional Koalisi Mahasiswa Indonesia Abraham, mantan Ketua Umum PMII DKI Jakarta Rizky Abdurrahman Wahid, eks Koordinator Pusat BEM/DEMA PTKIN Se-Indonesia dan Presidium Nasional Koalisi Indonesia Muda Onky Fachrur Rozie, dan alumni FISIP UI dan Kornas Suara Pagi M Iqbal.

Hafif Assaf menyampaikan, dalam proses demokrasi, boleh saja menyampaikan kritik, dan aspirasi oleh siapa saja, termasuk para akademisi serta mahasiswa. Namun, penyampaian pendapat ini ada harus dilakukan dengan koridor yang tepat, argumen yang logis, serta dasar hukum yang jelas tanpa harus mendelegitimasi Pemilu 2024, apalagi cenderung menyudutkan salah satu konstenstan Capres dan Cawapres pada pemilihan yang akan dilakukan sebentar lagi ini.

Baca juga : Atraksi Barongsai dan Ribuan Angpau Memeriahkan Ancol Lunar Festival 2024

"Kritik seperti itu, alih-alih memberikan masukan, malah sebenarnya pemberi kritik terindikasi partisan salah satu pendukung Capres-Cawapres tertentu, yang memiliki tujuan elektoral," ujar Hafif, seperti keterangan yang diterima redaksi, Sabtu (10/2).

Abraham selaku Kornas Koalisi Mahasiswa Indonesia menyampaikan, Demokrasi di Indonesia pada saat ini masih baik-baik saja. Dia pun heran, kenapa sekelompok orang yang mengaku kelompok Intelektual organik baru muncul akhir-akhir ini saja, khususnya menjelang masa pencoblosan di Pemilu 2024.

"Seharusnya para intelektual organik tidak sekadar mengkritik, melainkan menyiapkan solusi, road map, blue print menuju Indonesia Bonus Demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045," tutur Abraham.

Baca juga : Prabowo-Gibran Gelar Pesta Rakyat Indonesia Maju di GBK, Sabtu: Terbuka Untuk Umum

Rizky Abdurrahman Wahid selaku mantan Ketua PC PMII DKI Jakarta menyampaikan, kaum intelektual harus menjaga demokrasi, serta menolak segala bentuk polarisasi. "Kita mengkhawatirkan perihal ini (kritik akademisi) ditunggangi kelompok tertentu dan partisan salah satu Capres-Cawapres, serta akan menyebabkan polarisasi dan kegaduhan di akar rumput. Ini yang harus kita hindari," ucap Rizky.

Onky Fachrur Rozie selaku eks Koordinator Pusat BEM/DEMA PTKIN Se-Indonesia menyampaikan, semua pihak, termasuk anak muda, sudah cerdas menyikapi kondisi politik yang terjadi. "Kita sepakat untuk tidak mendegradasi proses demokrasi yang sudah berjalan. Tapi kita fokus pada narasi besar Indonesia maju untuk percepatan, penyempurnaan, dan keberlanjutan," ucapnya.

Rully Satria selaku Ketua DPP Bidang Kelembagaan Relawan ProGib Nusantara juga turut menyampaikan, semua pihak harus menjaga kondusivitas iklim perpolitikan Indonesia dengan riang gembira, penuh gagasan, dan tidak perlu menyudutkan lawan politik dengan berbagai macam propaganda yang saling menjatuhkan.

Baca juga : Holding Perkebunan Nusantara Genjot Operasional Berbasis Digitalisasi

Imam Pesuwaryantoro selaku Ketua DPP Bidang Humas Relawan ProGib Nusantara menambahkan, para guru besar dan akademisi intelektual Indonesia sebaiknya ikut mengedukasi para pemilih pemula, generasi milenial, dan Gen z dengan gagasan dan substansi, serta mengurangi tensi politik becah belah melalui petisi tak mendasar.

Diskusi ditutup Hafif Assaf dengan kalimat positif. "Mari kita saling merangkul, bukan saling memukul terhadap sesama anak bangsa. Mari kita lanjutkan sesuatu yang baik bagi Indonesia Maju ini dengan melakukan inovasi dan keberlanjutan demi terciptanya SDM Indonesia Emas 2045," tutup Hafif.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.