Dark/Light Mode

Muhammadiyah Jawa Barat Serukan Politik Bermarwah Berkemajuan

Senin, 26 Februari 2024 10:41 WIB
Pembacaan eman pernyataan sikap PWM Jawa Barat terkait gelaran Pilkada serentak tahun 2024. (Foto: Istimewa)
Pembacaan eman pernyataan sikap PWM Jawa Barat terkait gelaran Pilkada serentak tahun 2024. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat secara resmi mengeluarkan enam pernyataan sikap terkait gelaran Pilkada serentak tahun 2024.

Enam pernyataan ini dibacakan Sekretaris PWM Jawa Barat Iu Rusliana dan seluruh pimpinan dalam salah satu sesi Musyawarah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (Musypimwil) Jawa Barat, di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Minggu (25/2).

Selain PWM Jawa Barat, pernyataan ini juga disampaikan 27 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), 25 pimpinan majelis lembaga, dan pimpinan 7 organisasi otonom.

Baca juga : Tugas Karantina Berlarut-larut

Pertama, PWM Jawa Barat mendorong penyelenggara Pemilu di setiap tingkatan untuk independen, menegakkan integritas, dan profesional dalam penyelenggaraan seluruh tahapan.

Kedua, PWM Jawa Barat mendorong peserta Pemilu berkampanye dengan mengedepankan etika dan mencerdaskan serta bebas dari isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), kampanye hitam, politik uang, adu domba, dan hoaks.

”Ketiga, Muhammadiyah Jawa Barat juga mendorong pemilih dapat menggunakan hak pilihnya secara otonom, tanpa tekanan, tolak politik uang, dan bertanggung jawab sesuai dengan hati nurani,” ujar Iu Rusliana.

Baca juga : Pemuda Muhammadiyah Luncurkan Buku Fikih Pemilu, Pemuda Negarawan

Keempat, hal yang tidak kalah penting yakni mendorong ASN, TNI, dan Polri untuk bersikap netral, menegakkan integritas, dan profesional dalam menyukseskan Pemilu.

Kelima, PWM Jawa Barat mendorong akademisi dan masyarakat sipil untuk aktif melakukan pendidikan pemilih, mengawasi, dan memantau jalannya Pemilu.

Keenam, PWM Jawa Barat meminta kepada KPU dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jawa Barat untuk mengingatkan bahwa quick count dan exit poll tidak dijadikan rujukan dalam penghitungan suara.

Baca juga : Alumni Kampus di Jawa Barat Berikan Dukungan untuk Ganjar-Mahfud

”Masyarakat harus menjaga sikap kritis terhadap semua informasi yang diterima. Termasuk mempertanyakan sumber dan potensi bias yang mungkin mempengaruhi hasil yang disajikan,” tegas Iu Rusliana.

Kesadaran ini, kata Iu Rusliana, sangat penting dalam menjaga integritas proses demokrasi. Pasalnya, hasil akhir Pemilu ditentukan oleh penghitungan suara yang resmi dan transparan oleh KPU, bukan oleh prediksi awal atau framing oleh lembaga survei.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.