Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Optimisme Di 2022

Jumat, 24 Desember 2021 06:42 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Membaca kecenderungan komunikasi di ruang publik akhir-akhir ini banyak sekali konten-konten narasi yang isinya cenderung diwarnai pesimisme. Indonesia dilukiskan sebagai negeri yang suram di masa depan atau digambarkan sebagai negara gagal.

Kita khawatir bahwa bayangan masa depan Indonesia yang suram itu menjadi lembaran psikologi masyarakat, dan bayangan yang kuat dapat mendorong menjadi kenyataan. Menurut teori mental-state kenyataan masa depan itu dimulai dengan bayangan terhadap masa depan itu sendiri. Kalau membayangkannya baik maka kenyataan yang akan terjadi juga baik, begitu pun sebaliknya.

Baca juga : Evaluasi Diri Di Akhir Tahun

Oleh karena dahsyat-nya kemampuan membayangkan maka hati-hati dalam membuat bayangan masa depan. Sebab bila tidak bisa membayangkan apalagi mewujudkan-nya di masa depan. Apabia kita tidak bisa membayangkan Indonesia adil dan makmur bagaimana bisa merealisasikan Indonesia adil dan makmur.

Oleh karena demikian, ruang-ruang publik seperti media massa dan media sosial harus membantu bangsa ini untuk bisa membuat bayangan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kuat, negara hebat, negara yang mampu menjamin kesejahteraan hidup warganya dimulai dengan ungkapan-ungkapan dalam ceramah politik atau pesan berantai melalui media sosial.

Baca juga : Negeri Siaga Satu Bencana

Di era digital ini setiap komponen bangsa utamanya pemerintah harus lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesan. Semua yang diucapkan dan apa yang dituliskan termasuk yang di-audio visualkan akan meninggalkan jejak-jejak digital. Jejak-jejak digital ini akan abadi dan menjadi memori sejarah. Kalau kita merekam sesuatu yang buruk maka keburukan itu bertahan dan menjadi memori keburukan.

Sejak lini masa telah menjadi ruang sosial publik, apa yang kita unggah dalam akun pribadi kita akan mendefinisikan siapa diri kita sekarang dan masa yang akan datang. Kalau kita melakukan kegiatan positif maka akan positif orang mengenal kita, kalau negatif maka negatif pula definisi tentang kita.

Baca juga : Anti Klimaks P(l)andemi Corona

Terakhir, Indonesia harus dibangun dengan cita-cita dan optimisme yang baik dan positif. Karena siapa kita sering kali dimulai dengan energi vibrasi yang baik dan positif. Vibrasi inilah yang akan menjalar, viral merasuk ke dalam jiwa-jiwa setiap anak bangsa. Semoga Indonesia jaya dan digjaya kini dan masa depan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.