Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jumpalitan Harga Pangan

Jumat, 13 Januari 2023 06:36 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga pangan di kita sangat sulit untuk stabil. Harganya sering jumpalitan tidak karuan. Di suatu momen, mahalnya minta ampun. Tapi, di momen yang lain, harganya anjlok bahkan sampai tidak laku.

Kondisi ini terjadi di hampir semua komoditas pagang. Cabe, bawang, telur ayam, jagung, beras. Harga sayuran dan buah-buahan pun sama. Mungkin hanya daging yang harganya “stabil” tinggi.

Contohnya ayam. Sebelum tahun baru, harganya melonjak hingga mencapai Rp 40.000 per kilogram. Tapi, saat ini, harganya anjlok sampai di bawah Rp 20.000 per kilogram. Saking murahnya harga ayam, awal pekan ini, para peternak sampai melakukan demonstrasi di depan Kantor Kementerian Perdagangan.

Baca juga : Rupiah Kembali Dihantam Dolar Pagi Ini

Kondisi ini jelas menjadi problematika. Saat harganya naik, para petani atau peternak diuntungkan. Mereka dapat menikmati pendapat lebih dari kenaikan itu. Meski kadang-kadang kenaikan pendapatan mereka tidak seberapa dibanding keuntungan yang didapat tengkulak atau para mafia penimbun barang. Namun, para konsumen, terutama emak-emak, jelas dirugikan dengan kenaikan tersebut.

Saat harga turun, emak-emak yang giliran diuntungkan. Mereka bisa mendapat sisa uang belanja, atau mendapatkan barang yang lebih banyak dengan uang belanja yang biasa. Tapi, para petani dan peternak menjerit karena rugi. Modal mereka tidak tertutup karena rendahnya harga pangan yang mereka hasilnya.

Kondisi ini tidak boleh terus dibiarkan. Tidak boleh ada satu pihak yang dirugikan, meski pihak lain diuntungkan. Semua harus untung, agar kesejahteraan rakyat terjaga.

Baca juga : Ariel Tatum Awali Tahun Baru Dengan Merokok

Untuk itu, Pemerintah harus bergerak. Jangan biarkan harga barang liar mengikuti mekanisme pasar semata. Pemerintah harus mendesain agar harga stabil dan pasokan selalu terjaga dengan baik.

Apa yang harus dilakukan? Pemerintah bisa mengatur siklus tanam atau siklus pembibitan, agar panennya bisa setiap hari. Dengan begitu, komoditas tidak akan menumpuk, juga tidak akan langka.

Untuk barang-barang yang gampang rusak, seperti cabe, bawang, tomat, ayam, telur, Pemerintah perlu segera menyediakan tempat penyimpanan yang baik. Agar barang tersebut bisa lebih awet untuk waktu yang relatif lama. Sehingga, saat terjadi panen masal dan kelebihan stok, barang-barang tersebut bisa disimpan dengan rapi tanpa takut busuk. Dengan begitu, harga tidak akan anjlok.

Baca juga : Jualan Air Bekas Mandi Dan Sendawa

Untuk melakukan hal ini, kementerian/lembaga harus kompak. Jangan hanya mementingkan ego sektoral apalagi hanya terlihat kerja saat isu reshuffle muncul.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.