Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kata Lionel Messi Usai Argentina Keok Di Laga Perdana Olimpiade
- Argentina Vs Irak, Tim Tango Dilarang Mengeluh
- Ini Penjelasan RSCM Soal 60 Anak Yang Jalani Cuci Darah
- Gempa Terkini M 3,9 Guncang Kuningan, Getaran Terasa Hingga Ciamis dan Banjar
- KCIC Tambah Jumlah Perjalanan Whoosh Jadi 62 Per Hari Tahun Depan
![BUDI RAHMAN HAKIM BUDI RAHMAN HAKIM](https://rm.id/images/penulis/Budi-Rahman-Hakim.jpg)
BUDI RAHMAN HAKIM
RM.id Rakyat Merdeka - Drama sistem pemilu sudah berakhir. Kemarin, Mahkamah Konstitusi (MK) sudah mengeluarkan putusan, menolak gugatan atas sistem pemilu proporsional terbuka. Dengan begitu, Pemilu 2024 dan selanjutnya, tetap menggunakan sistem terbuka alias coblos caleg.
Dengan sudah ada putusan, parpol-parpol bersama para politisinya diharapkan tidak rebut lagi. Apalagi cuma sekadar mencari panggung. Sebaiknya, parpol-parpol dan para politisinya kembali memikirkan nasib rakyat, yang sampai saat ini masih banyak yang susah.
Baca juga : Arema FC Percaya Kualitas Pemain Muda Timnas
Polemik dan perdebatan sistem pemilu, yang berlangsung sejak awal tahun lalu, sudah terlalu banyak menguras energi. Pendukung proporsional terbuka dan pendukung proporsional tertutup saling serang. Sampai-sampai, urusan yang menyangkut rakyat, seperti ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, stunting, pembangunan infrastruktur di daerah, agak terabainya.
Dalam perdebatan yang terjadi, terlihat jelas, parpol-parpol hanya memikirkan kepentingan masing-masing, kepentingan para elite. Yang pro proporsional terbuka berdalih sistem ini lebih transparan dan demokratis. Sedangkan yang pro proporsional tertutup bilang bahwa sistem ini bisa mencegah money politics. Namun, tujuan utama mereka jelas, demi menjaga peluang memenangkan pemilu.
Baca juga : BSI Maslahat Layani Pembeli Salurkan Kurban Secara Online
Kini, dengan sudah ada putusan, kita berharap, polemik itu berakhir. Parpol-parpol bersama para politisinya harus kembali pada tugas utama, memikirkan dan bekerja untuk kepentingan rakyat. Lihatlah kondisi di pelosok desa dan juga di daerah-daerah kumuh di kota. Masih banyak rakyat yang susah makan, masih banyak yang menganggur, masih banyak anak yang putus sekolah, masih banyak juga yang sakit namun tak dapat berobat.
Sudah cukup, dalam tiga tahun terakhir, para politisi itu berjarak dengan rakyat. Mereka banyak beraktivitas di Jakarta bahkan kunjungan ke luar negeri, ketimbang ke daerah. Kini, dengan pemilu sudah semakin dekat, sudah waktunya mereka kembali “pulang kandang”. Menyapa rakyat, mendengarkan keluh kesahnya, untuk kemudian membuat kebijakan yang berpihak pada para wong cilik.
Baca juga : Dave Laksono: Awas, Neokolonialisme Modern Bikin Jutaan Rakyat Kelaparan
Rakyat tentu akan lebih senang didatangi langsung oleh para politisi itu, ketimbang hanya menonton di tivi atau membaca berita soal perdebatan dari para wakil mereka. Bagi rakyat, perdebatan politik itu tidak terlalu penting. Yang utama bagi mereka adalah ekonomi terjaga, bisa hidup dengan sehat, dan bisa menyekolahkan anak-anak dengan baik.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya