Dark/Light Mode
- Bukan Cuma 4, Ini 6 Pembantu Patrick Kluivert Poles Timnas
- Baru Dipanggil Masuk Timnas, Neymar Malah Cedera
- Alhamdulillah, Joey, Dean Dan Emil Audero Resmi Bisa Bela Timnas Indonesia
- Telkom Akses Bantu Rumah Ibadah & Panti Asuhan di Berbagai Daerah
- Liga Europa: Man United, Spurs Dan Lazio Lolos Perempat Final

RM.id Rakyat Merdeka - Hampir tiap Presiden di Republik ini selalu mengusung jargon berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) dan swasembada pangan. Namun tidak satupun dari mereka yang berhasil sempurna mewujudkannya. istilah-istilah di atas dengan demikian masih sebatas propaganda atau dagangan politik belaka di musim kompetisi politik nasional.
Pada prakteknya tingkat ketergantungan negeri ini pada asing masih begitu tinggi. Sudah tujuh Presiden terbukti gagal untuk menghindarkan republik ini dari uluran tangan asing dan produksi hasil pertanian, teknologi, dan budaya negeri lain. Kegagalan pertama yang mengakibatkan terjadinya rentetan kegagalan lainnya adalah kegagalan ketujuh presiden dalam memenuhi supply dan demand.
Kesenjangan antara supply dan demand inilah yang memaksa para tangan dan kaki Presiden untuk mendatangkan barang dari luar untuk memenuhi demand. Di sektor pangan misalnya kita masih gagal mewujudkan mimpi berdikari dan berswasembada (pangan). Sebut saja dalam urusan beras dan gula, kita sampai hari ini masih terus dipaksa melakukan kebijakan impor dengan segala kontroversinya.
Alasan dilakukan impor sangat klasik. Karena produksi nasional belum bisa memenuhi kebutuhan nasional maka perlu dilakukan pengadaan dari negara lain. Pemerintah selalu menggunakan dalil itu dan menyangkal keras bahwa ada praktek penyimpangan kekuasaan dalam setiap kebijakan impor.
Baca juga : Debat Cerdas, Pemilih Cerdas
Penyangkalan itu sah-sah saja. Namun kalau dilihat rekam jejak impor apalagi dalam urusan beras dan gula selalu tercium aroma busuk. Sudah ada beberapa kasus ditangani aparat hukum dalan kasus impor-mengimpor ini dan semuanya terbukti terdapat kejahatan kemanusiaan dalam rupa sogok-menyogok. Ini masalah waktu saja rasanya perlu ada tim khusus mengawasi proses implementasi kebijakan impor.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.