Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Sebuah bangsa akan kokoh benteng pertahanan budayanya kalau punya nilai-nilai kuat yang dianut. Nilai-nilai itu menjadi sistem keyakinan bersama. Nilai-nilai ini akan mewarnai perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai yang telah terinternalisasi dalam belief system inilah yang akan melahirkan tindakan, perbuatan dan kebiasaan.
Ya, kebiasaan kolektif sebuah bangsa. Kebiasaan itu mengandung arti bahwa nilai-nilai itu telah merasuk dan membentuk jam biologis setiap warga bangsa. Kebiasaan itu akan menentukan dan mengeras menjadi kenyataan hidup yang dilakoni bersama.
Semua akan saling terlihat saling terdengar dan saling terasa. Kebiasaan itu menjadi wajah bangsa. Nilai-nilai kebangsaan yang merealita ini menentukan relasi antar sesama warga negara. Kesepakatan-kesepakatan. Pada akhirnya akan menjadi identitas: jati diri bangsa.
Baca juga : Surat Cinta Untuk Guru
Presiden Jokowi saat ini tengah mengkampanyekan kembali Pancasila. Dengan berbagai cara Pancasila harus menjadi nilai yang melandasi setiap gerak perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai sistem nilai yang telah disepakati bersama, Pancasila nyaris memudar.
Tokoh-tokoh yang akan dilibatkan dalam merevitalisasi Pancasila juga bukan sembarang. Banyak orang berpendidikan dan pernah menduduki posisi penting di negeri ini. Beberapa di antaranya keturunan para founding fathers bangsa ini.
Kita berharap mereka menemukan formula repackaging yang tepat, yang bisa diterima luas oleh generasi Milenial. Generasi masa depan bangsa ini. Sehingga, ketika akhirnya me reka tampil memimpin, mereka hi dup dengan nilai-nilai yang jelas Ke-Indonesiaannya.***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.