Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Manajemen Duit Rakyat

Jumat, 1 November 2019 06:20 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Kembali sistem penganggaran belanja duit negara jadi sorotan. Pasalnya banyak item ‘sepele’ yang muncul namun angka yang dianggarkan sangat fantastis.

Dengan peristiwa itu publik utamanya netizen langsung menyerang dengan tudingan kebocoran anggaran pendapatan dan belanja rakyat.

Ketika hal seperti di atas muncul, publik sesungguhnya tidak sedang menuding pejabat pucuk sekelas Gubernur Anies Baswedan melakukan dugaan tindak pidana korupsi tapi mempermalukan leadershipnya yang gagal mencegah kebocoran.

Baca juga : The Team Dream Big

Sangkaan kebocoran yang kerap dilakukan di mesin birokrasi pemerintahannya. Aparatur birokrasi punya riwayat buruk missmanajenen anggaran. Dengan dana kelolaan rakyat yang sangat besar memang para aparatur birokrat rentan godaan mark up proyek.

Di tengah ikhtiar membangun iklim good corporate governance, yang masih tertatih-tatih, bisa merusak mentalitas para pejabat birokrasi sehingga kembali melakukan korupsi. Dan mereka tidak sendiri.

Biasanya rusaknya mereka disebabkan mitra pemerintah yang belum punya tradisi kuat membangun clean government. Mereka ialah para anggota dewan yang turut dalam merencanakan kebijakan dan program penganggaran.

Baca juga : Wamen dan Dua Matahari

Mereka ikut cawe-cawe, melalui dorongan para pengusaha dan calo anggaran dari unsur swasta, untuk pengadaan hal-hal yang tidak perlu.

Orientasi penganggaran bergeser jauh dari kebutuhan rakyat, lebih banyak unsur memperkaya diri kelompok yang berkongsi. Ini yang ironi. Belum lagi, birokrasi mendapat gangguan dari para pengusaha titipan oknum kalangan penegak hukum kita.

Mereka bukannya ikut memantau, mengawasi dan menjaga birokrasi dari praktek korupsi malah turut memperkeruh keadaan. Mereka terlibat dalam penghancuran tradisi birokrasi yang sehat.

Baca juga : Nama Besar, Harapan Besar

Oleh karena demikian, amat penting bagi top birokrasi punya leadership yang kuat. Mereka harus benar-benar memegang grip yang kokoh kepada para bawahannya, dimulai dengan hanya memilih orang-orang yang punya riwayat bersih.

Singkirkan mereka yang terasosiasi birokrasi lama. Banyak kok anak muda yang punya semangat dan komitmen membangun iklim bersih di mesin birokrasi. Semoga. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.