Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Disorientasi Gerakan 212?

Senin, 24 Februari 2020 02:31 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Gerakan 212 mulanya gerakan moral keagamaan. Namun dari ke waktu gerakan ini semakin pekat warna politiknya. Sudah masuk ke ranah gerakan politik praktis yang penuh dengan pragmatisme. Salahkah perubahan orientasi gerakan ini?

Tentu tidak salah. Sejak awal trigger-nya memang politik, lalu mendapat sentuhan kapitalisasi berubah jadi gerakan moral-keagamaan, lalu setelah membesar ada yang menyeret-nyeret ke politik. Sejarah gerakan yang akhirnya jadi politik tidak usah diherankan. Sejarah slalu berulang di ruang zaman yang berbeda.

Baca juga : Quo Vadis KPK

Cara kita menyikapi gerakan seperti ini sebaiknya tidak terlalu baper dan lebay. Tidak usah jadi gerakan yang amat ideologis. Biasa saja. Kalau terlalu menggunakan kerangka keagamaan, nanti bisa berubah ke arah radikalisasi dan makar. Ini harus diwaspadai.

Gerakan 212 kalau mau harus jadi gerakan positif. Dalam arti, bekerja pada tataran politik moral, gerakan civil society untuk mencari titik persamaan dari dua kubu pendukung yang akan terus dihantui pertentangan yang tajam dua kubu. Harus segera disosisalisasi ke segenap simpul massa, karena tak banyak waktu lagi.

Baca juga : Menegakkan Wibawa Hukum

Gerakan ini sejatinya tidak mendeklarasi dukungan ke salah satu Paslon Pilpres. Ini untuk menjaga netralitas dan suasana kondusif dari gerakan-gerakan dengan gelombang massa yang tumpah. Sejatinya diisi oleh sholawat dan siraman ruhani menyejukkan, yang mendamaikan, dan mengimbau sikap toleransi.

Agenda gerakan 212 harus bisa menghentikan potensi disintegrasi di berbagai wilayah di Indonesia. Aksi massa sebaiknya di kota masing-masing dengan mengusung tema kampanye yang bersifat imbauan moral menjaga persaudaraan, kebersamaan, dan saling menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI. Itu saja.

Baca juga : Saatnya Menolak Hegemoni Tiongkok

Media massa dan sosial media juga harus ikut berperan untuk cooling down dan men-drive gerakan 212 menjadi gerakan high-moral. Bukan gerakan yang menyulut pertentangan politik, gerakan pragmatis. Kita merindukan Indonesia yang penuh cinta dan kasing sayang. Indonesia yang ramah dan digjaya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.