Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mudahnya Membunuh

Rabu, 21 November 2018 07:25 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Membaca berita di media masa dan sosial media akhir-akhir ini perasaan manusia normal sejatinya terkoyak dengan kenyataan banyak di antara anak bangsa kita yang dengan mudahnya menghilangkan nyawa sesama. Seringkali pemicu aksi pembunuhan itu karena hal-hal yang tidak sepele. Hanya karena ketersinggungan perasaan seseorang bisa membunuh satu keluarga.

Banyak lagi kasus pembunuhan lain yang motifnya bukan karena suatu misi mulia tapi karena bales dendam yang di dorong oleh sakit hati akibat ucapan atau tindakan yang dibunuhnya. Sebagian lagi ada yang membunuh karena ingin merebut sesuatu yang sesungguhnya tidak seberapa nilai materialnya dengan nyawa seseorang. Ini sungguh ironis.

Baca juga : Regenerasi Ketum Parpol

Rentetan aksi pembunuhan baik karena ketersinggungan perasaan maupun perebutan hak merupakan gambaran betapa rendahnya moralitas dan miskinnya kemampuan mengendalikan emosi anak bangsa. Mereka dengan mudahnya lepas kontrol dan kehilangan kendali atas dirinya.

Otaknya seperti tiba-tibat shut-down, tidak berfungsi total, dan yang berfungsi naluri kehewanannya. Kalau jumlah kasus pembunuhan ini terus bertambah ini merupakan tanda bahwa negeri ini sedang dilanda krisis moral. Krisis kemanusiaan yang bersilih rupa dalam kebejaran perilaku anak bangsa. Ini pasti ada yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan moral bangsa ini.

Baca juga : Utang & Simsalabim

Harus kita lakukan evaluasi bersama dimana letak salahnya. Selain evaluasi menyeluruh terhadap penyelanggara pendidikan moral bangsa ini, kita juga harus meneliti faktor-faktor apa yang mendorong para pembunuh ini kehilangan akal sehatnya. Boleh terjadi karena himpitan ekonomi semakin kuat sehingga membuat orang menjadi depresi. Mereka sakit jiwa karena tatanan kehidupan semakin memburuk saja. Karena kondisi inilah memaksa mereka untuk survive dengan naluri kebinatangan.

Sudah saatnya pemerintah hadir untuk mencegah meluasnya penyakit mental bangsa ini. Memulai dengan memperbaiki kesejahteraan kehidupan rakyat, membenahi sistem pendidikan dan memperkuat keamanan ketertiban. Ini semua mengantisipasi semakin buruknya situasi. Kehadiran pemerintah sangat mendesak. Presiden harus segera menginstruksikan kepada aparatusnya agar slalu siapa satu. Mengoptimumkan penjagaan terjadinya tindakan kriminalitas. Sudah bukan masa leha-leha. Semua stay alert untuk harmoni bangsa ini.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :