Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Maret 2021 lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah curhat soal pinjaman online. Sayangnya, setelah Presiden Jokowi “menyentil keras”, keseriusan mulai terlihat.
“Setiap hari saya harus menghapus-hapus tawaran pinjaman itu di HP saya,” ungkap Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Maret lalu.
Baca juga : Langkah-langkah Menuju 2024
Curhatan seorang Menteri Keuangan rupanya tak mempan. Kurang sakti. Pinjaman online atau pinjol (ilegal) terus berkembang sangat pesat. Masuk sampai ke gang-gang sempit. Menyasar masyarakat yang sangat membutuhkan. Mewabah seperti pandemi.
Bayangkan, delapan bulan setelah curhatan Menkeu, berapa banyak aplikasi pinjol yang dilahirkan. Berapa banyak korbannya. Bahkan ada yang mengakhiri hidupnya karena stres diteror dan dikejar-kejar penagih pinjol yang sangat kasar itu.
Baca juga : Hati-hati Jebakan Utang
Menurut Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, pinjol berkembang pesat sejak tiga tahun lalu.
Dari semua aduan selama tiga tahun itu, 70 persennya mengenai pinjol ilegal. Namun, sayangnya, setelah “berteriak” kemana-mana, teriakannya seperti tak berarti. Pinjol ilegal terus tumbuh. Korban pun berjatuhan. Kian banyak.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.