Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - “Jangan ada lagi impor-impor!”
Penegasan itu disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan pabrik baja milik PT Krakatau Steel di Cilegon, Banten, Selasa (21/9) lalu.
Baca juga : Menagih Solusi Papua
Penegasan itu bukan yang pertama. Sudah sangat sering. Sayangnya, Indonesia tetap saja sulit keluar dari rezim impor. Pacul dan kedelai pun diimpor.
Bahkan, rencana impor beras yang beberapa bulan lalu heboh karena stok dalam negeri masih cukup, ternyata bisa “lolos”. Akhirnya, impor juga.
Baca juga : Heboh “Nyanyian” Krisdayanti
Temuan impor itu dipertanyakan Komisi VI DPR saat menggelar rapat dengan Bulog, Senin (30/8) lalu.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), DPR menyatakan, ada impor beras sebanyak 41.600 ton selama Januari sampai Juli 2021. Nilainya 18,5 juta US Dolar. Kok bisa?
Sepertinya, ada yang tidak nyambung antara tekad Presiden dengan langkah-langkah anak buahnya di lapangan. Ada missing link cukup serius.
Karena itu, perlu ada langkah tegas dan berani. Tidak cukup hanya sekadar imbauan atau “saya minta”. Karena, permintaan dan penegasan Presiden sudah sering disampaikan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.