Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Ketika patung dirobohkan, apakah sejarah ikut menghilang? Tidak. Saat patung diruntuhkan, justru kehebohan dan pertikaian muncul. Ada pro kontra.
Kenapa? Karena patung adalah benda mati yang diperdebatkan orang hidup. Patung adalah sejarah. Ada pendukungnya, ada pembencinya. Masing-masing orang punya kepentingan. Pikiran tak bisa diatur.
Baca juga : Komunis Dan Korupsi
Memang ada yang berusaha mengubur sejarah. Tapi tak sepenuhnya berhasil.
Di zaman Romawi, ada istilah Damnatio memoriae. Artinya, kira-kira, “dilenyapkan dari ingatan orang atau penduduk”. Ini adalah bentuk hukuman terhadap tokoh yang dianggap mengkhianati negara atau penguasa. Patungnya dihancurkan, wajahnya di koin-koin dihapus. Harta bendanya dirampas. Namanya lenyap.
Baca juga : Hati-Hati Acara Berskala Besar
Stalin misalnya, melakukannya saat menguasai Uni Soviet. Dia menyunting semua fotonya bersama orang yang dia cap sebagai musuh negara. Foto musuh itu dihapus. Stalin justru membangun ribuan patung dirinya. Sejarah ditulis ulang.
Karena politik kerap menjadi kisah balas dendam, Stalin juga diberlakukan seperti itu ketika dia jatuh. Khruschev menghapus semua gambar Stalin di film-film propaganda.
Baca juga : Pilgub, Azis Dan KPK
Pemimpin pertama Uni Soviet, Lenin, juga mengalami nasib serupa ketika Soviet runtuh. Di Ukraina misalnya, sebanyak 5.550 patungnya dirobohkan atau dipindahkan.
Patung-patung itu ada di gudang tua, studio seni, tempat barang rongsokan dan di tempat sampah. Ada yang kepalanya terpotong, jenggot atau hidungnya rusak. Ada juga yang diubah karakternya menjadi tokoh jahat Darth Vader.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.