Dark/Light Mode

Komunis Dan Korupsi

Kamis, 30 September 2021 06:37 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Mengapa “komunis” menjadi isu yang menarik?

Karena, nasionalis dan agama masih menjadi isu yang belum selesai di negeri ini. Agama, pasti disentuhkan dengan anti-komunis. Apalagi ada pemicunya: Peristiwa 1965.

Baca juga : Hati-Hati Acara Berskala Besar

Pilpres dan pilkada pun masih diwarnai isu ini. Pilpres 2024, sepertinya juga masih akan bernuansa isu-isu nasionalis dan agama. Dua kubu ini tampaknya akan tetap berseberangan dalam waktu yang lama. Termasuk dalam menyikapi isu komunis.

Gatot Nurmantyo termasuk yang konsisten dengan isu komunis. Sudah beberapa tahun ini, bulan September menjadi “bulannya Gatot”.

Baca juga : Pilgub, Azis Dan KPK

Apakah mantan Panglima TNI ini punya agenda politik dengan meluncurkan “isu PKI”? Nyaris pasti. Ada nuansa itu. Apakah masih laku? Masih, tapi tampaknya sedikit.

Walau sedikit, Gatot sudah mendapat brand: tokoh anti komunis. Di kalangan tertentu, isu ini masih laku dijual. Tapi, dengan modal itu, belum cukup untuk menuju RI1 atau RI2.

Baca juga : Menghentikan Kecanduan Impor

Gatot perlu mendirikan parpol. Dengan parpol itu, dia bisa bergerak leluasa. Termasuk menggaungkan terus anti-komunis. Atau anti-asing. Atau apa saja. Kapan saja. Bukan hanya di bulan September.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.