Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indonesia Masters 2021

Wakil Tuan Rumah Rontok Di Awal...

Kamis, 18 November 2021 05:28 WIB
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. (Foto : PBSI)
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. (Foto : PBSI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Satu per satu wakil tuan rumah Indonesia di ajang Indonesia Master 2021 berguguran. Kekalahan ini menjadi pukulan pahit bagi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Di ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti harus menelan pil pahit. Juara All England 2020 ini terhenti lebih awal dan gagal melaju ke babak kedua, setelah ditaklukkan ganda non-unggulan asal India, Dhruv Kapila/Reddy N. Sikki.

Lewat pertarungan relatif singkat selama 30 menit, Praveen/ Melati kalah dengan skor 11-21, 20-22 di Bali International Convention Centre & Westin Resort, Nusa Dua, Bali, kemarin.

“Kami kalah start di game awal. Jadi terlambat membalikkan keadaan. Begitu juga yang terjadi di game kedua. Kami sudah mencoba tetapi lawan lebih siap,” ujar Melati usai tanding.

Menurutnya, adaptasi pada lapangan dan shuttlecock masih kurang. Tetapi itu bukan alasan yang menyebabkan kekalahan mereka di turnamen berhadiah total 600 ribu dolar AS itu. Melati melanjutkan, kondisi fisik yang belum prima karena padat turnamen juga bukan alasan yang tepat. Sebab, semua pemain pasti memiliki kondisi yang sama.

Mengenai kurang padunya bermain bersama Praveen yang lebih banyak diam di depan rekan media, Melati menegaskan sebenarnya komunikasi di antaranya tidak ada masalah.

Baca juga : Hajar Wakil India, Vito Maju ke Babak Kedua

“Sebelum main tadi, saya sudah ngobrol sama Jordan untuk strategi dan apa yang dilakukan di lapangan nanti. Komunikasi kami baik-baik saja,” ungkap Melati.

Di tunggal putra, juara bertahan Anthony Sinisuka Ginting di luar dugaan tersingkir di babak pertama. Peraih perunggu Olimpiade Tokyo ini dijegal peman muda asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn 21-19, 1421, 13-21.

Selepas pertandingan, pemain asal Cimahi itu merasa dalam pertandingan tersebut dirinya bermain kurang sabar dan akhirnya kalah dalam pertarungan tiga game.

“Pertama-tama saya bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan tanpa ada cedera. Hari ini saya banyak membuat kesalahan sendiri. Mungkin saya bermain kurang sabar,” ungkap Ginting.

Ginting mengaku, sebetulnya dengan status juara bertahan yang disandangnya, tidak membuat dirinya merasa terbebani. Dia justru merasa pertandingan kali ini dirinya bermain kurang lepas, sering banyak melakukan kesalahan sendiri.

“Saya tidak merasa terbebani dengan status juara bertahan. Dari pertandingan ke pertandingan ini saya kembali lagi dari nol,” sebut Ginting.

Baca juga : Kandaskan Wakil India, Hafiz/Gloria Melaju Ke Babak Kedua

Di sektor tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung juga harus tersingkir lebih awal. Gregoria harus mengakui kehebatan unggulan delapan asal Jepang, Sayaka Takahashi 1821, 21-11, 20-22.

“Di game kedua, saya sempat memberikan perlawanan dan lawan banyak melakukan kesalahan. Jadinya saya diuntungkan. Di sini saya berhasil memanfaatkan kesempatan yang ada,” ujar Gregoria usai bertanding.

Dia mengaku, di game awal kurang cepat beradaptasi dengan lapangan maupun permainan lawan. “Di game kedua saya sudah mulai menemukan pola permainan dan berhasil menekan lawan,” katanya.

Memasuki game penentuan, pemain kelahiran Wonogiri, 11 Agustus 1999 ini menjadi kurang sabar dan terburu-buru untuk meraih poin dan mengakhiri permainan, terutama saat memimpin 20-19 di game ketiga.

“Maunya cepat selesai dan bola jadi tidak terontrol. Di poin kritis pun saya malah tidak maksimal,” kata Gregoria.

Juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 itu mengaku, fisik dan mental bertandingnya masih perlu perbaikan. Kondisi ini membuat rasa percaya dirinya terkoreksi.

Baca juga : Sikat Wakil Thailand, Jojo Lolos Ke Babak 16 Besar

“Fisik dan mental bertanding saya perlu perbaikan. Kurang konsisten dalam melakukan serangan. Apalagi harus menjalani pertandingan panjang,” komentar Gregoria.

Di pertandingan melawan Takahashi ini, niatan Gregoria bukan hanya untuk menang melainkan juga bermain dengan penampilan terbaiknya. Selain itu, dia sempat terkecoh dengan pola serangan lawan yang bertangan kidal.

“Saya sering dipaksa melepas bola ke arah kiri lawan. Dia kan kidal jadi lebih mudah melakukan forehand. Seharusnya di sebelah kanan, agak sulit dia mengembalikan bola backhand,” katanya. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.