Dark/Light Mode

Dongkrak Prestasi, Komisi X DPR Dukung Kemenpora Jalankan GDON

Rabu, 11 Agustus 2021 14:49 WIB
Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira. (Foto : Kemenpora)
Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira. (Foto : Kemenpora)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira mendukung langkah Kemenpora mendongkrak prestasi dengan menjalankan Grand Design Olahraga Nasional (GDON)

"Dalam grand design tersebut ada pilihan berdasarkan latar belakang prestasi, cabor-cabor mana yang akan menjadi unggulan untuk target prestasi dunia, yakni Olimpiade,” kata Andreas Hugo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/8).

Dengan grand design olahraga, pemilihan cabor-cabor harus didasari oleh metode sport scientific sehingga dalam rekrutmen, pembinaan, kompetisi sampai dengan event-event pertandingan pun terukur dan bisa dievalusi secara ilmiah.

Baca juga : Komisi VI DPR: Pemerintah, Ayo Bangkitkan Optimisme Rakyat

“Hanya, dengan pendekatan ilmiah, dunia olahraga kita baru akan terdongkrak maju dalam prestasi internasional, prestasi olympiade. Belajarlah dari negara-negara yang prestasi olahraganya menjulang. Kitapun bisa, kalau kita mau,” tegasnya

Pada kesempatan itu, Andreas Hugo Pareira juga mengapresiasi prestasi yang dicapai para atlet dari kontingen Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada tanggal 23 Juli – 8 Agustus lalu.

“Kita bersyukur bahwa atlet-atlet Indonesia telah bertarung mati-matian dan telah mengeluarkan segala kemampuannya untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. Kita juga patut bersyukur bahwa atlet-atlet Indonesia mampu bertanding dalam situasi pandemi yang tentu menjadi tantangan tersendiri,” kata Andreas Hugo.

Baca juga : Dorong Pelaksanaan Program Tetap Optimal, KPK Ubah Sistem Perjalanan Dinas

Menurut politisi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, adalah sejumlah tantangan yang harus dijalani para atlet Tanah Air dalam kompetisi tersebut. Pertama, berdisiplin menjaga kesehatan tidak tertular oleh Covid-19.

Kedua, mampu bertanding dan mengeluarkan seluruh kemampuannya. “Dan yang paling spektakuler adalah kita sebagai bangsa bangga menyaksikan semangat juang yang luar biasa dari dua srikandi Bulutangkis Indonesia, Gresya Polii dan Aprilia Rahayu yang meraih medali emas,” pungkasnya.

Selain itu, Andreas juga mengaku bangga dengan prestasi atlet belia angkat besi, Windy Cantika Aisah yang membuka perolehan medali untuk Indonesia dengan medali perunggunya. “Juga tentu kita ucapkan terimakasih kepada semua atlet yang telah menyumbangkan medali untuk Indonesia,” ujarnya.

Baca juga : Komisi X DPR: Pantau Ketat Pembelajaran Tatap Muka

Andreas menilai dari segi perolehan medali, apa yang dicapai di Olimpiade Tokyo tersebut mengalami peningkatan dari perolehan Olimpiade sebelumnya di Rio de Jeneiro. Namun demikian, dari segi peringkat raihan medali, Indonesia justru merosot dari peringkat 46 ke peringkat 54 atau keluar dari 50 besar.

Menurutnya, berdasarkan catatan, sejak pertama kali mengikuti olimpiade, Indonesia baru meraih medali perak pada olympiade Seoul tahun 1988. Sementara medali emas pertama kali diraih di olimpiade Barcelona 1992. Kemudian sejak itu hanya Bulutangkis yang berhasil menyumbang emas di olImpiade rata-rata 1 emas dengan puncaknya pada 1992 dengan 2 emas.

“Dari segi cabor, sejak keikutsertaan kita di olmpiade hanya baru 3 cabor yang menyumbang medali, Bulutangkis, 8 emas, 7 perak, 6 perunggu. Angkat Besi, 7 perak, 8 perunggu. Dan Panahan, 1 perak. Cabor selebihnya masih hanya sebatas sebagai partisipan dari olImpiade ke olmpiade,” pungkasnya. [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.