BREAKING NEWS
 

Pasokan Dari Ukraina Dan Rusia Terganggu

RI Lirik Gandum Negeri Kanguru

Reporter : NOVALLIANDY
Editor : FAZRY
Minggu, 6 Maret 2022 08:20 WIB
Ilustrasi tanaman gandum (Foto: AFP/Danil Semyonov).

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga pangan di Tanah Air berpotensi melonjak akibat terdampak perang antara Rusia dan Ukraina, terutama makanan dengan bahan baku gandum. Untuk mengantisipasi itu, Pemerintah tengah mencari pemasok alternatif komoditas tersebut.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, dampak perang kedua negara tersebut akan dirasakan Indonesia. Terutama terkait komoditas utama yang dipasok oleh kedua negara.

Untuk itu, Kemendag menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mencegah kenaikan harga pangan tersebut, termasuk kenaikan harga jelang Ramadan.

Baca juga : Imbas Invasi Rusia Ke Ukraina, Harga Pupuk Dan Gandum Berpotensi Naik

Ia mencontohkan, pasokan gandum. Selama ini sebagian besar di impor dari Ukraina. Kemendag sudah berkoordinasi dengan pengusaha agar mencari negara eksportir lain agar ketersediaan gandum untuk dalam negeri tetap aman.

“Pengusaha sudah melirik gandum dari Australia. Kami pastikan, ketersediaan tetap terjaga untuk masyarakat dan kebutuhan industri,” kata Oke kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Untuk kedelai, papar Oke, saat ini harga dunia memang sedang tinggi. Sehingga harus ada penyesuaian harga jual untuk tahu dan tempe. Namun begitu, Oke memastikan, importasi akan tetap berjalan agar pengusaha tahu dan tempe bisa tetap berusaha.

Baca juga : Pecah Ban Depan, Pesawat SAS Tergelincir Di Bandara Bilorai Papua

Terkait harga minyak goreng (migor), Oke yakin hal itu hanya masalah distribusi saja.

“Untuk ketersediaan dan harga sudah clear semua. Memang distribusi masih tersendat, tapi ini terus kami benahi agar segera normal,” ujarnya.

Oke memastikan ketersediaan seluruh pangan pokok di 2022 aman terkendali. Masyarakat tidak perlu panik dan berlebihan menyetok kebutuhan pangan.

Baca juga : Gempa Pasaman Sumbar Terasa Hingga Negeri Jiran

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, dampak konflik Rusia- Ukraina yang akan paling terasa di Indonesia adalah kenaikan harga berbagai komoditas.

Pertama, melonjaknya harga kepala sawit. Harga kelapa sawit naik dari 1.200 dolar AS per ton menjadi 1.700-an dolar AS per ton, atau meroket 40 persen.

“(Perang) Ini akan sangat mengganggu pasokan minyak nabati (vegetable oil) yang diproduksi Ukraina dan Rusia,” ujar Airlangga pada pembukaan Rapim Polri 2022, Rabu (2/3).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense