BREAKING NEWS
 

Cegah Petani Gagal Panen, PKT Pastikan Program Makmur Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Reporter : IRMA YULIA
Editor : SRI NURGANINGSIH
Kamis, 25 Agustus 2022 09:17 WIB
Foto: Dok. PKT

 Sebelumnya 
Penting menjalankan berbagai upaya, seperti memastikan pupuk yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal, hingga menghasilkan panen yang optimal pula dengan modal minim.

Dalam praktiknya, kata dia, program Makmur terus mengintegrasikan mekanisme pertanian dan teknologi pertanian. Yakni, melalui peralatan pertanian modern (combine harvester, transplanter), penyemprotan pestisida menggunakan drone, hingga penerapan aplikasi i-Farm (geo tagging kepada petani dan cara budidaya). Dengan begitu, diharapkan kemajuan pertanian bisa semakin terwujud.

"Kesuksesan petani untuk bisa menjadi produktif tak terlepas dari pendampingan dan penyuluhan berkelanjutan yang dilakukan," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Penyuluh Petani, Rudy Prambudi mengungkapkan, selama berkutat enam tahun di dunia pertanian, nyatanya masih banyak petani yang mengeluhkan hasil panen yang tidak maksimal.

Adsense

Baca juga : BIN Dorong Peran Bakohumas Kawal Program Dan Kebijakan Pemerintah Di Papua

Mereka kurang memahami dengan benar cara pemupukan yang tepat. Akibatnya, tak sedikit petani gagal panen karena ledakan hama dan penyakit.

"Demi menyiasati hal tersebut, penting menyesuaikan kebutuhan dari tanaman yang ada maupun status hara dalam tanah, agar petani tak hanya bisa mendapatkan keuntungan, tapi dapat mengefisiensikan waktu, tenaga, juga biaya,” jelasnya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, beberapa langkah penerapan pemupukan berimbang antara lain memperhatikan karakteristik jenis tanah karena kadar pH di tiap tanah tidaklah sama. Lalu, tidak langsung mengobati daun yang kuning.

Menurutnya, petani seringkali melakukan pengobatan ekstra saat tanaman mulai terkena hama. Padahal, semakin banyak obat yang digunakan tidak menjamin hama akan hilang. Ada dosis tertentu yang perlu diperhatikan. Bahkan, pengobatan dapat juga dilakukan sejak awal sebagai langkah antisipasi.

Baca juga : Sistem Siber Terintegrasi, Telkom Pastikan Keamanan Data Pelanggan

“Ada kondisi tertentu yang perlu diperhatikan petani saat penyemprotan, yakni setelah hujan turun. Hal ini mengingat virus berkembang cukup cepat saat hujan. Maka dari itu, penyemprotan penting dilakukan segera,” ungkap Rudy.

Selain itu, petani juga perlu menyiasati trik pemupukan. Mengingat, tiap pupuk tentulah memiliki karakteristik masing-masing.

Misalnya, NPK Pelangi dari PKT bisa menjadi jawaban untuk memberikan hasil yang maksimal karena kandungannya yang lengkap, dari mulai Nitrogen (N), Phospat (P) dan Kalium (K).

"Pupuk ini diformulasikan dengan sangat fleksibel sesuai kebutuhan pelanggan dan terbukti dapat meningkatkan hasil panen," ujarnya.

Baca juga : Pos Indonesia Siapkan Program Strategis Transformasi dan Inovasi

Langkah tersebut, juga ditempuh oleh salah satu petani milenial di Jember, bernama Iqbal Abipraya. Menurutnya, pemupukan berimbang yang diterapkan dapat memberikan keuntungan karena menghasilkan panen melimpah, namun tetap hemat biaya.

Ia menuturkan, saat panen pertama, hasil yang didapat jauh berbeda dibanding menggunakan pupuk lainnya. Karena, sifat NPK Pelangi sebagai pupuk majemuk slow release, ketersediaan pupuk dalam tanah selalu ada dan sangat bagus untuk pertumbuhan daun, batang dan buah tanaman, sehingga buah semangka pun lebih besar.

"Untuk satu kali masa tanam, saya bisa panen rata-rata antara 35-40 ton per hektar (ha) dari sebelumnya maksimal 30 ton per hektar," ujar Iqbal. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense