BREAKING NEWS
 

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Butuh Sokongan Bank Sentral

Reporter : IRANDI KASMARA
Editor : WAHYU SURYANI
Rabu, 12 Oktober 2022 18:39 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, fundamental perekonomian Indonesia mampu memperlihatkan kinerja impresif. Faktor eksternal dan internal menopang pertumbuhan ekonomi di tengah krisis global. 

“Indonesia faktor eksternalnya masih sangat kuat. Sehingga Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan. Dari internal, ekonomi kita kuat karena kita punya domestic market,” kata Airlangga.

Sekarang, konsumsi turut menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi, terlebih diprediksi di tahun depan pun pertumbuhan ekonomi kita di antara 4,8-5,2 persen. 

Dalam pemaparannya, Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, nilai tukar rupiah memang mencatatkan depresiasi hingga 6 persen. Namun, itu masih lebih kuat dibandingkan pelemahan mata uang negara-negara lain.

“Memang rupiah turun juga terhadap dolar, tetapi dibandingkan mata uang lain pelemahan kita tidak parah. Jika dibandingkan pound turunnya sampai 50 persen, Euro 30 persen. Kita cuma 6 persen,” jelas Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat di Jakarta, Rabu (12/11).

Baca juga : Pengamat: Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Di Atas 5 Persen Rasional

Salah satu faktornya, yakni Bank Indonesia (BI) yang belum agresif menaikkan suku bunga acuan, jika dibandingkan Amerika maupun Eropa. BI menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi dan stabilisasi nilai tukar rupiah. 

Teguh mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat impresif dan tangguh menghadapi ancaman resesi. Terlebih jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang mengalami krisis energi karena perang Rusia-Ukraina.

“Sebaliknya kita diuntungkan karena krisis energi. Kita eksportir batubara. Di Indonesia kita diuntungkan nilai ekspor, neraca perdagangan surplus, alhasil pertumbuhan ekonomi kuat, dan rupiah kuat terhadap dollar,” ungkap Teguh.

Adsense

Namun, disebutkan Teguh, keuntungan Indonesia dari komoditas termasuk sektor energi membuat Indonesia tangguh di tengah tantangan global. 

Kemudian kondisi pasar saham juga disebut Teguh masih menarik. Secara fundamental tidak masalah kalau IHSG turun, karena dihitung dari awal 2022, kita masih naik 5-6 persen. Sementara yang lain seperti Thailand dan Singapura sudah minus.

Baca juga : Jokowi Bocorin Kunci Ekonomi RI Tahan Banting

Kalaupun IHSG turun, kata Teguh, ada faktor psikologis yang mempengaruhi atas berita-berita yang beredar tentang resesi 2023.

Sementara, Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengungkapkan perekonomian Indonesia masih bisa bertahan untuk saat ini. Meski demikian, Yose mengingatkan kondisi ke depan akan semakin berat.

“Perekonomian kita pasti akan masih bisa bertahan, tetapi kondisi akan semakin buruk ke depan," terangnya.

Menurutnya, saat ini pemerintah masih bisa menahan kenaikan harga barang sehingga inflasi masih terjaga. Kondisi akan lebih sulit ke depan karena penerimaan pemerintah dari ekspor komoditas seperti mineral dan kepala sawit akan menggalami penurunan. Hal itu akan membuat pemerintah harus mengurangi subsidi.

Selain itu, Yose juga mengungkapkan Bank Indonesia (BI) juga harus menaikkan suku bunga acuan sebagaimana yang dilakukan bank sentral negara lain, terutama The Fed. Sebab saat ini, penurunan devisa Indonesia sudah hampir 10 persen.

Baca juga : Pertumbuhan Ekonomi Bergantung Pada Pengendalian Pandemi

"Kita tidak bisa terus-terusan mengalami devisit seperti itu. Banj Sentral juga harus menaikkan suku bunga. Akibatnya, depresiasi mungkin harus terjadi dengan agak lebih kencang dibanding sekarang," tambahnya.

Strategi untuk tidak tidak menaikkan suku bunga acuan juga berimbas pada pelemahan nilai tukar rupiah pada dolar AS.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense