Dark/Light Mode

Pertumbuhan Ekonomi Harus Inklusif Dan Dinikmati Semua Kalangan

Senin, 10 Oktober 2022 19:19 WIB
Foto: Ilustrasi/Istimewa
Foto: Ilustrasi/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonom CORE Hendri Saparini mengatakan, target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen pada tahun 2022 bisa tercapai. Namun, apakah pertumbuhan ini bisa dinikmati semua kalangan, atau inklusif?

“Inklusif, dirasakan oleh lebih banyak kelompok masyarakat, bukan pertumbuhan yang didorong oleh sekelompok kecil masyarakat. Pertumbuhan ekonomi memang ada, tetapi cenderung ke kelompok atas. Kelompok bawah spendingnya berdasarkan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Belum ada additional income yang memadai,” jelas Hendri, Senin (10/10).

Menurutnya, pekerjaan besar bagi pemerintah membuka kesempatan masyarakat kelompok bawah untuk menambah penghasilan mereka. 

Baca juga : Dimesrai Jokowi, Para Capres Jangan Geer..!

“Kelompok bawah tidak menikmati pertumbuhan. Dan jadi PR besar yang kita tunggu bagaimana menggerakkan pelaku di bawah, agar mereka bisa melakukan kegiatan ekonomi sehingga ada pendapatan tambahan," kata Hendri. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun ini akan tetap strong, sehat, bisa berada di kisaran 5 persen, karena konsumsi dalam negeri kuat, windfall ekspor dan investasi di sektor hulu yang masih tumbuh. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia salah satu dari dua negara G20 dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi, bahkan mengalahkan Inggris. 

Baca juga : Ini Upaya Ganjar Datangkan Lebih Banyak Investasi ke Jateng

“Maka di tahun ini, insya Allah kita bisa tumbuh di 5 persen," kata Airlangga yang juga Ketua Umum Golkar itu. 

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang optimistis bisa di angka 5 persen, Esther menilai, itu akan mengembalikan tren pertumbuhan ekonomi seperti sebelum dihantam Covid-19.

"Memang secara tren data historis, Indonesia memang 5 persen. Itu saat kondisi normal. Namun saat pandemi kan minus. Kemudian kita mencoba memulihkan ekonomi," terangnya.

Baca juga : Urbanisasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Menurut dia, 5 persen merupakan angka bagus, mengingat kondisi ekonomi domestik dan global belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi. Apalagi ditambah ancaman resesi global akibat konflik geopolitik serta krisis pangan dan energi.

"Kalau kita bisa mencapai 5 persen, itu sudah bagus. Karena prediksi tahun depan adalah resesi global akibat konflik geopolitik dan dampak Covid-19 yang belum sepenuhnya selesai," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.