Dark/Light Mode

Bahlil Sebut, Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Baik Dari AS Dan Inggris

Selasa, 4 Oktober 2022 19:23 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, saat memberikan Orasi Ilmiah, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Selasa (4/10). (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, saat memberikan Orasi Ilmiah, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Selasa (4/10). (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif di tengah gejolak ekonomi dunia. Indonesia masih lebih baik dibanding negara adidaya Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

"Pertumbuhan ekonomi global semester pertama Indonesia masih tumbuh 5,44 persen. Pertumbuhan ini lebih baik ketimbang AS, Inggris, China, Korea, maupun Jepang," ungkap Bahlil, saat memberikan Orasi Ilmiah, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Selasa (4/10).

Bahlil menjelaskan, terjadi pertumbuhan ekonomi di kelas menengah ke atas.

Baca juga : Survei SSI: Prabowo Lebih Unggul Dari Anies

"Pertumbuhan ekonomi kelas menengah ke atas muncul dengan baik. Ini makro ekonomi bagi kita semua," tuturnya. 

Meskipun ekonomi Indonesia tumbuh, Bahlil memperingatkan, dunia saat ini masih berada dalam kondisi gelap. Ekonomi dunia sulit diproyeksikan baik oleh pakar ekonomi maupun oleh ilmu apa pun.

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kondisi ini. Dipicu oleh perang dagang antara China dan AS, disambung oleh Covid-19, dan dilanjutkan perang Rusia-Ukraina. Faktor-faktor tersebut berdampak luas bagi dunia, termasuk Indonesia.

Baca juga : ABB ACH580 Tawarkan Solusi Pertumbuhan Pusat Data Di Indonesia

Dunia saat ini menghadapi krisis pangan dan energi akibat perang di Ukraina. Salah satu dampak ke Indonesia adalah terhambatnya impor gandum, sebab kebutuhan nasional dipasok dari Rusia dan Ukraina. 

"Yang harus kita antisipasi lagi satu, hati-hati ketegangan antara China dan Taiwan. Inilah yang akan memperumit kondisi ekonomi global kita," ingat dia.

Pada kesempatan itu, Bahlil turut menyinggung krisis ekonomi Inggris yang berdampak pada Indonesia. Ia mengatakan, negeri Union Jack itu  mengalami krisis akibat kebijakan APBN dengan menurunkan pajak.

Baca juga : Rombak Deputi, Teten Bidik Pertumbuhan Koperasi Dan UMKM

Hal tersebut membuat mata uang poundsterling jatuh ke level terendahnya. Bahlil menyebut Indonesia turut terkena dampak di mana rupiah menyentuh level Rp 15.200 per 1 dolar AS.

"Indonesia kena dampaknya, kurs Rp 15.200. Harga minyak naik. Ini persoalan yang rumit," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.