RM.id Rakyat Merdeka - Indonesia berkomitmen mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan mencapai Net Zero Emission (NZE) berdasarkan kondisi dan kemampuan nasional pada 2060-2070.
Hal ini ditegaskan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Nikkei Forum Future of Asia, Tokyo, Jepang.
“Indonesia telah menerbitkan Enhanced National Determined Contribution (ENDC) yang akan semakin mengurangi emisi pada sektor energi,” kata Arifin dalam keterangan tertulis dikutip, Sabtu (25/5/2024).
Baca juga : Hate Dan Love, Jukir Dibenci Tapi Dibutuhkan Agar Parkir Aman
Arifin bilang, Kementerian ESDM juga telah membangun roadmap atau peta jalan NZE sektor energi. Peta jalan tersebut menjadi acuan untuk mencapai target pengurangan emisi dan mengimplementasikan transisi energi bersih.
“Peta jalan ini terdiri atas pengembangan energi terbarukan, program reduksi karbon, pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), elektrifikasi, efisiensi energi, juga CCS (Carbon Capture Storage)/ CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage),” jelasnya.
Teknologi Carbon Capture Storage dan Carbon Capture Utilization and Storage merupakan teknologi penangkapan dan penyimpanan emisi karbon, sehingga tidak terlepas ke atmosfer.
Baca juga : Nasib Ten Hag Belum Aman
Arifin juga mengatakan, Indonesia memiliki berbagai sumber energi, baik yang berbasis hidrokarbon maupun energi terbarukan yang bersih. Seperti minyak bumi, gas bumi, serta batubara dan energi terbarukan, yakni energi hidro, panas bumi, surya, angin dan bioenergi.
Tapi, dalam mencapai target NZE dan implementasi roadmap tersebut, pihaknya masih menemui berbagai tantangan. Namun pertanyaannya kini, bagaimana pemanfaatannya.
Dia menjelaskan, Indonesia telah menjalankan beberapa program dalam upaya mencapai target tersebut. Seperti pembangunan infrastruktur interkoneksi ketenagalistrikan, infrastruktur gas bumi, dan eksplorasi gas alam secara masif.
Baca juga : Bulutangkis Malaysia Masters 2024, Indonesia Nirgelar
Kemudian juga telah dijalankan program phase down Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dan Terapung, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), ekosistem kendaraan listrik, serta pilot project CCS/CCUS yang ditargetkan beroperasi pada 2030.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.