BREAKING NEWS
 

Kendala Cuaca Diklaim Tak Halangi Pasokan Cabe Asal Indonesia Timur

Reporter : HAIKAL AMIRULLAH
Editor : UJANG SUNDA
Minggu, 19 Januari 2020 12:58 WIB
Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura, Kementan, Sukarman, saat memantau ketersediaan cabe di Desa Tababan, Kecamatan Surakaga, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Sabtu (18/1). (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Preferensi masyarakat Indonesia yang lebih menyukai cabe segar dibanding kering dan olahan mejadikan komoditas nonsubstitusi ini wajib tersedia sepanjang waktu. Tak heran jika komoditas tersebut kerap menjadi penyebab inflasi karena perubahan harganya yang dinamis mengikuti jumlah pasokan dan distribusi hariannya.          

Mengingat hal tersebut, Menteri Pertanian Sharul Yasin Limpo menekankan jajarannya untuk memastikan ketersediaan dan pasokannya. Lombok Timur sebagai sentra cabe rawit terbesar turut andil menjaga stabilisasi pasokan Jabodetabek.       

Baca juga : Harun Masiku Akan “Nyanyi” Seperti Nazar?

Ketersediaan cabe di Jabodetabek, khususnya Pasar Induk Kramat Jati dan Cibitung, sangat bergantung dari pasokan wilayah sentra. Sebagai sentra cabe rawit terbesar, Lombok Timur memasok lebih dari 14 persen terhadap produksi nasional dan hampir tidak pernah absen memasok ke pasar-pasar di Jabodetabek.         

Adsense

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, M. Syafrudin, menerangkan, saat ini produksi cabe di wilayahnya mengalami penurunan akibat kemarau panjang. Kendati demikian, pasokan ke Jabodetabek tetap ada setiap harinya meskipun tonasenya berkurang.       

Baca juga : Firli Yakin Harun Masiku Pasti Kembali ke Indonesia

"Setelah kemarau panjang tahun lalu, hujan juga belum merata sehingga petani belum mau menambah luas tanamnya. Luas tanam yang ada pada September hingga Desember 2019 berturut-turut 142 ha, 81 ha, 198 ha dan 164 ha dengan provitas rata-rata 8,4 ton per ha. Dari jumlah tersebut, diprediksi produksinya akan terus meningkat hingga Maret mendatang," jelas Syafrudin.        

Syafrudin menjelaskan, luas tanam cabai di Lombok Timur saat ini 1.164 ha. Produksi cabe rawit di Lombok Timur pada Januari diperkirakan berkisar 312 ton. "Bulan Februari kita prediksi 589 ton dan akan meningkat lagi di Maret sebanyak 818 ton," tambahnya.      

Baca juga : Jakarta Pertamina Energi Konsisten Majukan Bola Voli Indonesia

Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura, Kementan, Sukarman saat melakukan kunjungan lapang bersama petani di Desa Tebaban, Kecamatan Surakaga menyampaikan,  penggunaan pupuk organik dan pengendali OPT (organisme pengganggu tumbuhan ) ramah lingkungan adalah solusi untuk memaksimalkan produksi dan memperpanjang umur produktif cabe      

"Maksimalkan penggunaan pupuk organik. Kami juga berharap luas tanam dan produksi akan meningkat sehingga pasokan ke Jabodetabek pun meningkat," tutur Sukarman. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense