Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jokowi Bapak Sawit dan Biodiesel Indonesia

Jumat, 6 Desember 2019 11:36 WIB
Presiden Jokowi bertemu dengan Delegasi Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN  (EU-ASEAN Bisnis Council) di Istana Negara, Kamis (28/12). (Foto: Seskab RI)
Presiden Jokowi bertemu dengan Delegasi Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN (EU-ASEAN Bisnis Council) di Istana Negara, Kamis (28/12). (Foto: Seskab RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mendorong program biodiesel 30 persen (B30) diterapkan awal tahun depan. Selain untuk menekan impor minyak dan defisit neraca perdagangan (Current Account Deficit/CAD), program ini juga untuk meningkatkan penyerapan Crude Palm Oil (CPO).

Jokowi mengatakan, sejak tahun lalu telah mewajibkan untuk mencampur biodiesel dari kelapa sawit dengan solar sebesar 20 persen atau B20.

“Tahun depan kami akan mewajibkan peningkatan campuran biodiesel tersebut menjadi 30 persen atau B30,” ujar Jokowi saat berbicara dalam Forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit, di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO), Korea Selatan, Senin (25/11).

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi mengatakan, ke depannya bisa menggunakan biodiesel 100 persen atau B100. Pemanfaatan biodiesel sebagai bahan bakar itu akan dilakukan secara bertahap.

“Saya ingin agar B20 nanti pada Januari 2020 itu sudah pindah ke B30, dan selanjutnya nanti di akhir 2020 sudah meloncat lagi ke B50. Kemudian naik lagi jadi B100,” kata Jokowi.

“Artinya CPO akan kita gunakan sendiri untuk biodiesel, biofuel. Nanti akan kelihatan harga CPO dalam 1-2 tahun. Sekarang berapa, nantinya B30 di Januari, dan saat jadi B100 akan berapa. Pasti, petani sawit kita akan menikmati harga yang baik. Target kita di sana,” tambah Jokowi.

Baca juga : Jelajah Sang Eksekutor untuk Indonesia Maju

Apalagi penggunaan B20 sudah terbukti membuat pemerintah bisa menghemat kurang lebih 5,5 miliar dolar AS per tahun. Selain itu, akan meningkatkan pula permintaan CPO di tingkat domestik yang akan berdampak kepada 17 juta petani dan pekerja di sektor kelapa sawit.

Keinginan Jokowi tak lepas dari upaya memitigasi langkah diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa terhadap produk kepala sawit Indonesia. Diskriminasi tersebut mengancam ekspor kelapa sawit yang selama ini menjadi andalan untuk menopang perekonomian.

“Tekanan kepada kelapa sawit kita perlu diantisipasi dari dalam negeri, sehingga benar-benar kita memiliki sebuah bargai ning position yang baik,” tegas Jokowi.

Untuk meningkatkan penyerapan CPO, Jokowi juga berencana mengubah kepala sawit menjadi bahan baku avtur. Menurutnya, ini bisa menjadi upaya untuk menekan angka defisit transaksi berjalan.

“Tolong ditekuni lagi lebih dalam sehingga kalau itu bisa, pertama mengurangi impor avtur kita sehingga defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan akan semakin baik,” pintanya.

“Kita harus sadar bahwa kita dalam kondisi CPO tertekan oleh permintaan dunia. Sehingga semuanya harus punya komitmen yang sama, punya keinginan yang sama bahwa pasar domestik bisa mengatasi problem yang ada,” imbuh Presiden.

Baca juga : China Tawarkan Beasiswa untuk Santri Indonesia

Saat bertemu dengan Delegasi Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN (EU-ASEAN Bisnis Council) di Istana Negara, Kamis (28/11), Jokowi menyindir sikap Negeri Benua Biru itu yang terus melakukan diskriminasi produk sawit Indonesia.

“Indonesia akan melawan sikap diskriminasi yang diterapkan Uni Eropa terhadap komoditas andalan ekspor Indonesia tersebut,” tegasnya.

Pemerintah, ujar Jokowi, selama ini cukup menaruh hormat terhadap kerjasama dagang dengan Uni Eropa, berdasarkan prinsip internasional. Namun, diskriminasi terhadap komoditas sawit menjadi batu sandungan.

“Saya akui, dari sisi ekonomi kita mengalami batu sandungan. Tentunya, Indonesia tidak akan tinggal diam menyikapi diskriminasi ini,” kata Jokowi.

Jokowi memastikan, negosiasi perjanjian Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU-CEPA) akan tetap berlanjut, dengan tetap memasukkan komoditas kepala sawit sebagai bagian dari kesepakatan.

“ASEAN dan EU telah membentuk kelompok kerja untuk minyak kelapa sawit. Saya harap kelompok ini bisa menyelesaikan masalah kelapa sawit. Sekarang saya ingin mendengar pandangan Anda,” kata Jokowi.

Baca juga : Jokowi Bicara Tiga Terobosan Ini

Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor mengatakan, Presiden Jokowi sangat mendukung pengembangan industri sawit dan biodiesel nasional.

Mencermati berbagai upaya Jokowi untuk meningkatkan ekspor sawit Indonesia, melawan kampanye hitam yang dilakukan oleh LSM asing, serta upaya kemandirian energi terbarukan melalui B30, maka Aprobi menobatkan Jokowi sebagai bapak sawit dan biodiesel Indonesia.

“Karena perintah Presiden tentang sawit dan biodiesel ini jelas dan tegas, maka para menteri terkait pada saat kunjungan ke luar negeri, seperti Darmin Nasution pada saat menjabat Menko Perekonomian, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Airlangga Hartarto saat jadi Menteri Perindustrian dan kini Menko Perekonomian, Ignasius Jonan saat jadi Menteri ESDM, Enggartiasto Lukita pada saat Menteri Perdagangan, Arifin Tasrif saat Dubes Jepang dan kini Menteri ESDM, tidak henti-hentinya mempromosikan sawit Indonesia di Amerika, Eropa, Vatikan, Jepang dan China. Itulah sebabnya saya berani menyebut Jokowi Sebagai Bapak Sawit dan Biodiesel Indonesia,” ujar Tumanggor.

Menurut Tumanggor, dengan keberpihakan Jokowi terhadap industri sawit dan biodiesel, akan membuat investor tak ragu menanamkan investasinya pada tahun depan. Industri sawit pun makin cerah. [TIM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.