BREAKING NEWS
 

Lima Negara Kaya Kena Resesi

Semoga Ekonomi Kita Tidak Karam

Reporter : KHOIRUL UMAM
Editor : ADITYA NUGROHO
Sabtu, 1 Agustus 2020 07:02 WIB
Ilustrasi resesi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar buruk datang dari lima negara kaya di dunia. Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Jerman dan Amerika Serikat kena resesi. Ekonominya mengkerut dihantam virus corona. Semoga ekonomi kita tidak ikut karam.

Dimulai dari Singapura. Diumumkan 14 Juli 2020 lalu, tingkat pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal I-2020 mengalami kontraksi hingga 2,2 persen di periode yang sama. Kemudian terjadi kontraksi yang cukup parah di kuartal II-2020. Pertumbuhan ekonomi Negeri Singa itu mengalami minus 41,2 persen. Otomatis, Singapura terjun ke jurang resesi.

Kondisi yang sama juga melanda Korea Selatan. Selang 9 hari dari Singapura, Korsel juga masuk resesi. Hal itu ditandai dengan menyusutnya perekonomian Korsel di kuartal II-2020. Penyebab utamanya penurunan ekspor selama dua dekade terakhir.

Baca juga : KBRI Roma Gali Potensi Diplomasi Ekonomi di Italia

Anjloknya ekspor disebabkan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus sehingga membuat kinerja pabrik lumpuh.

Hong Kong pada Kamis (30/7) juga mengumumkan hal yang sama. Hong Kong resmi resesi selama setahun penuh. Negara yang selama ini sebagai penghubung keuangan Asia, tercatat ekonominya mengkerut 9 persen di kuartal II-2020 periode April-Juni dibandingkan posisi setahun sebelumnya.

Adsense

Jerman, jadi negara perwakilan Eropa yang menyatakan ekonominya mengalami resesi. Ekonomi Jerman pada kuartal II-2020 kembali mengalami kontraksi minus 10,1 persen. Laporan itu menandakan ekonomi Jerman masuk dalam jurang resesi.

Baca juga : Sri Mulyani Masih Bisa Tidur Pulas?

Terbaru adalah negara super power Amerika Serikat. EkonomiAS mengalami kontraksi pada kuartal II dari April-Juni sebesar 32,9 persen. Bisnis yang terhenti selama lockdown musim semi tahun ini membuatAS akhirnya terjerumus ke resesi pertamanya dalam 11 tahun terakhir.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai resesi yang dialami lima negara top akan memengaruhi beberapa aspek ekonomi Indonesia. Misalnya dari sisi investasi, perdagangan, dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.

Dia bilang, Singapura dan Hong Kong dikenal sebagai negara penghubung keuangan dunia. “Perusahaan asing kantor pusatnya banyak di Singapura dan Hong Kong,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Ini Harapan Kadin Buat Komite Penanganan Covid-19 Dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Dari sisi perdagangan, negara di kawasan Asia yang mengalami resesi memiliki peran strategis sebagai penghubung produk ekspor Indonesia sebelum masuk ke China. “Bisa jadi permintaan ekspor Indonesia ikut turun karena pertumbuhan ekonomi Hong Kong minus,” sebutnya.

Dia mendesak pemerintah lebih kreatif agar Indonesia bisa bernapas lebih panjang meninggalkan jalur resesi. Dia menyarankan pemerintah mencari pasar ekspor yang ekonominya tidak anjlok sedalam AS. “Misalnya China di kuartal II justru tumbuh positif 3.2 persen. Artinya demand produk Indonesia di China bisa segera pulih lebih cepat dari AS,” tukasnya.

Berarti harus berpaling ke China? Bhima tidak menafikan China bisa membantu ekonomi Indonesia karena kuartal ke II Negeri Panda itu tumbuh 3,2 persen. “Untuk penetrasi. Sedangkan untuk yang mandiri adalah dari sisi impor di mana Indonesia harus dorong substitusi impor agar struktur ekonomi lebih tahan resesi global,” bebernya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense