RM.id Rakyat Merdeka - Pemberlakuan PSBB alias Pembatasan Sosial Berskala Besar di Jakarta tidak banyak memukul ekonomi. Ternyata rem darurat yang ditarik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk menekan penularan Corona itu bukan musibah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fis kal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu pada acara Kupas Tuntas Ekonomi dan APBN secara virtual, kemarin.
“Dampak PSBB terhadap ekonomi kita cukup minimal. Bahkan kalau dilihat tren mobilitas untuk ritel, ke arah positif,” ujar Febrio.
Dia mengakui, konsumsi ritel sempat menurun saat awalawal Corona masuk; April dan Mei. Namun, seiring mulai terbiasanya masyarakat, konsumsi ritel terus membaik dan tumbuh positif.
Baca juga : Kali Ini, Anies Dikawal Luhut
Dengan indikator tersebut, Febrio menyebut, dampak PSBB terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III tidak akan terlalu besar seperti kuartal sebelumnya. “Tapi kita terus pantau. Ini luar biasa perekonomian kita sangat tangkas, meski sangat rendah dibandingkan 2019,” ujarnya.
Kemenkeu juga memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal III-2020 minus 2,9 persen sampai minus 1 persen. Sedangkan untuk satu tahun penuh berada di kisaran minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen.
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, data Kemenkeu ini membantah ketakutan Pemerintah Pusat jika PSBB Jakarta akan memukul ekonomi. Menurut Bhima, sebenarnya investor justru menyambut baik kebijakan Anies yang memprioritaskan kesehatan dulu dibandingkan perekonomian.
“Buktinya setelah PSBB hari per tama dijalankan langsung ada kenaikan di bursa saham sebesar 2,89 persen dari level 5.016 ke 5.161,” ujar Bhima kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Baca juga : Hadapi Banjir Musim Pancaroba, Anies Terbitkan Ingub
Menurut Bhima, para pengusaha juga sudah bisa menyesuaikan bisnis nya dengan PSBB. Sehingga, bisnis mereka bisa tetap jalan selama PSBB meskipun tidak seperti saat sebelum Corona datang.
Dia berharap, dengan diperpanjangnya PSBB di Ibu Kota, pengendalian Corona bisa semakin efektif. Sehingga angka penularan bisa ditekan di bawah 4 ribu per hari.
“Begitu juga insentif untuk UMKM. Untuk bantuan produktif diperluas, karena banyak UMKM yang belum mendapatkan bantuan finansial dari pemerintah,” pintanya.
Ketua Umum DPD Himpunan Pe ngusaha Pribumi Indonesia (Hippi) Provinsi DKI Jakarta, Sarman Siman jorang, pasrah dengan adanya per panjangan PSBB. Menurut dia, kesehatan memang penting.
Baca juga : Sri Mulyani Ngaku Sudah Keluarkan Semua Jurusnya
Sarman memahami keputusan Anies. Namun, dia berharap, PSBB ini jadi yang terakhir. Sebab, jika pandemi berkepanjangan, masalah yang akan timbul semakin besar. Seperti PHK besarbesaran, pelaku UMKM berjatuhan, kemiskian bertambah, dan berbagai masalah sosial.
“Semakin cepat kita mengendalikan dan menekan penularan Corona, akan semakin cepat pula kita memulihkan perekonomian. Pengusaha tidak khawatir resesi, yang kami khawatirkan jika pandemi ini berkepanjangan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Anies dikritik para menteri ekonomi karena memberlakukan PSBB jilid II. Mereka khawatir ekonomi akan terpukul. Bahkan, mereka mengatakan, saat Anies baru mengumumkan rencananya tersebut banyak investor yang cabut dari bursa. [MEN]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.