BREAKING NEWS
 

Defisit APBN Tembus Rp 682,1 Triliun

Sri Mulyani: Indonesia Jauh Lebih Baik Dari Negara Lain

Reporter : NOVALLIANDY
Editor : MUHAMAD FIKY
Selasa, 20 Oktober 2020 06:11 WIB
Menkeu Sri Mulyani

RM.id  Rakyat Merdeka - Sampai akhir September 2020, defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 682,1 triliun. 

Defisit ini terjadi karena realisasi belanja negara yang lebih tinggi dibanding pendapatan negara.

Kendati begitu, ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dari negara lain. Demikian dilaporkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN KITA, kemarin. 

Tercatat, hingga 31 September 2020, APBN sudah defisit Rp 682,1 triliun atau 4,16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Baca juga : Pandemi Covid-19, Membuat Transformasi Digital di Indonesia Lebih Cepat.

“Pendapatan negara hingga akhir September, tercatat mencapai Rp 1.159 triliun. Angka tersebut turun 13,7 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 1.342,25 triliun,” kata Sri Mulyani. 

Menurut dia, penurunan pendapatan negara paling besar disebabkan oleh bisnis dan pembayaran pajak yang mengalami tekanan sepanjang pandemi Corona. 

Dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020, pemerintah merancang pendapatan negara akan mencapai Rp 1.699,9 triliun di akhir tahun. 

Adsense

Sehingga, realisasi pendapatan hingga akhir September 2020 setara 68,2 persen dari yang direncanakan pemerintah. 

Baca juga : Kami Langsung Nembak

Sementara untuk belanja negara, secara keseluruhan sudah terealisasi Rp 1.841,1 triliun atau 67,2 persen dari alokasi dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020. 

Serapan ini juga meningkat 15,5 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebesar Rp 1.594,66 triliun. 

“Kita mengakselerasi belanja secara luar biasa di kuartal III dan diharapkan menjadi pendorong atau menciptakan siklus yang positif atau mendekati positif pada kuartal III dan IV,” ujar Sri. 

Dia mengatakan, meski defisit anggaran Indonesia membengkak akibat penanganan dampak Virus Corona, kondisinya masih jauh lebih baik dibandingkan negara lain. 

Baca juga : Lewat SATRIA, RI Bakal Punya Akses Internet Jauh Lebih Baik

Defisit di berbagai negara lain mencapai di atas belasan atau 20-an persen. Kalau Indonesia 4,16 persen, dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran minus 2 persen hingga minus 0,16 persen. 

Amerika Serikat, misalnya. Pada tahun ini defisitnya diproyeksi mencapai -18,7 persen, Kanada mencapai -19,9 persen dan China diperkirakan -11,9 persen. 

Selain itu, sejumlah negara di kawasan Eropa mengalami defisit yang cukup dalam, seperti Jerman yang diproyeksi mencapai -8,2 persen, Italia -13 persen dan Inggris -16,5 persen. 

“Dibandingkan negara tetangga, defisit APBN kita tidak sedalam Malaysia yang pada akhir 2020 diperkirakan -6,5 persen dan Filipina -8,1 persen. Defisit APBN kita diperkirakan mencapai -6,3 persen,” papar Sri. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense