BREAKING NEWS
 

Lazismu: Literasi Zakat Warga Muhammadiyah Masih Tinggi

Reporter : FAJAR EL PRADIANTO
Editor : FAZRY
Senin, 1 Maret 2021 20:37 WIB
Lembaga zakat, Lazismu. (Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga zakat, Lazismu menilai penghimpunan zakat di Indonesia masih belum optimal. Baru segelintir masyarakat yang aktif antara lain yang dilakukan warga Muhammadiyah.

Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir mengatakan kesenjangan seperti ini kerap terjadi bukan hanya dalam zakat dan shadaqah. Namun dalam banyak aspek.

“Bahkan dalam perilaku sehari-hari dalam beragama juga terjadi. Kadang lisan baik tidak terwujud dalam hal nyata,” katanya dalam Public Expose Hasil Survei Indeks Literasi Zakat Warga Muhammadiyah dan Strategi Edukasi Zakat dikutip Senin (1/ 3).

Untuk diketahui dari total potensi zakat nasional tahun 2020 sebesar Rp 233,84 triliun itu, baru Rp 8 triliun atau 3,5 persen yang terkumpul oleh berbagai lembaga di Indonesia.

Baca juga : Muhammadiyah Dan MUI: Batalkan Pak Presiden!

Hal ini menandakan bahwa terjadi kesenjangan antara potensi zakat dengan pendapatan riilnya. Berdasarkan laporan realisasi penghimpunan zakat oleh Lazismu Nasional yang terdata tahun 2019 hingga pertengahan tahun 2020, sebesar Rp 239,003 miliar.

Maka, dapat dikatakan realisasi penghimpunan belum optimal. Berdasarkan penelitian Bank Indonesia tahun 2018, salah satu faktor penyebab belum optimalnya penghimpunan zakat di Indonesia, yaitu rendahnya pemahaman atau literasi masyarakat mengenai zakat itu sendiri.

Haedar Nashir, menilai umat Islam sebagai penduduk mayoritas di Indonesia secara keseluruhan, belum mampu menunjukkan kesejalanan antara kuantitas dan kualitas.

Dalam bidang muamalah, misalnya, kuantitas umat Islam menurut dia selalu berbanding lurus dengan kualitas. Umat Islam saat itu kata dia, seperti piramida terbalik. Artinya, secara ekonomi masih dalam kelas menengah ke bawah.

Baca juga : Musuh Anies Masih Tiarap

Ketika bicara 100 orang kaya lanjutnya, yang kaya itu, dari kaum muslim tak lebih dari 10 orang. Kalau bicara 100 orang miskin, yang 90 orang itu orang Islam.

Adsense

"Mengapa begitu? Karena ketika mengumpulkan dana tidak bisa dan belum bisa mencerminkan jumlah kuantitas umat Islam,” jelas Haedar.

Kondisi itulah, yang diakuinya jadi salah satu faktor utama akan masih lemahnya ekosistem. Ketika ekonomi lemah, katanya, akan berdampak pada aspek politik dan sebagainya.

Oleh karena itu, kajian mengenai kontribusi aspek kognitif (pengetahuan) dalam keputusan berzakat masyarakat menjadi relevan untuk digali lebih dalam.

Baca juga : Wapres: Vaksinasi Merupakan Wujud Pengamalan Pancasila

Dalam kesempatan serupa, Ketua Lazismu Pusat Prof. Hilman Latief, mengungkapkan, peran Lazismu sangat strategis dalam mengembangkan proyeksi ZIS ke depan.

Walau masih ada kendala penghimpunan dana zakat di masyarakat, namun literasi zakat warga Muhammadiyah terbilang tinggi dan cukup.

"Bahkan di beberapa tempat tercatat tinggi. Tinggal menyelesaikan PR-PR lain, seperti ada gap yang harus diselesaikan,” kata Ketua Hilman Latief.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense