RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, untuk menciptakan ekonomi berkualitas, Indonesia harus mampu rebound sekaligus recovery. Keduanya akan menjadi motor penggerak perekonomian harus pulih dan lebih baik.
Menurutnya, kombinasi ini harus diwujudkan mengingat kebijakan PPKM juga telah menyebabkan hampir seluruh aspek pendukung perekonomian lumpuh kembali setelah sempat mengalami perbaikan.
Baca juga : PUPR Yakin Sektor Perumahan Mampu Genjot Perekonomian Nasional
“Kuartal III mengalami koreksi dari berbagai indikator. Kita berharap mungkin September masih bisa mengejar karena,” kata Sri Mulyani, dikutip dari Antara, Senin (30/8).
Dia pun berharap kebijakan PPKM yang mulai diturunkan levelnya terutama untuk Jawa dan Bali dari level 4 menjadi level 3 dapat secara perlahan menormalkan aktivitas perekonomian masyarakat.
Baca juga : Airlangga: Kolaborasi Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional
Untuk tahun ini, Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional berada di kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen. Dengan catatan kuartal III terutama September mampu lebih recovery dan tumbuh normal.
Jika dilihat dari komponen agregat demand, konsumsi Indonesia diperkirakan hanya akan tumbuh 2,2 persen sampai 2,8 persen karena pada kuartal II-2021 melonjak namun kuartal III tertekan akibat PPKM.
Baca juga : Menko Airlangga: Strategi Pemulihan Ekonomi Dinilai Sudah Tepat
“Kuartal IV nanti kalau Natal dan Tahun Baru biasanya cukup meningkat lagi,” tukasnya. [DIT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.