RM.id Rakyat Merdeka - Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengingatkan, tantangan pencapaian akhir pandemi pada 2022 adalah varian Omicron. Berdasarkan tren terakhir, varian ini diprediksi akan mendominasi dunia di akhir Januari atau awal Februari 2022. Termasuk, di Indonesia.
Dua kemungkinan tersebut sudah terjadi. Di Amerika Serikat (AS), Omicron lebih mendominasi daripada Delta. Sedang di beberapa negara lain, Omicron dan Delta cenderung berjalan beriringan.
Baca juga : Tanpa Penonton, Kompetisi Bola Voli Proliga Digelar Awal Tahun Depan
“Ini belum bisa dihilangkan karena ada kecenderungan Delta dan Omicron bisa berdampingan, atau kemungkinan lainnya, Omicron bisa lebih mendominasi ketimbang Delta,” ujar Dicky, kemarin.
Dia pun mengingatkan rumah sakit serta puskesmas bersiap mengantisipasi ledakan kasus dengan melengkapi alat kesehatan.
Baca juga : Deteksi Omicron, Pemerintah Gunakan SGTF
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan, di antaranya tempat tidur, oksigen, obat esensial, Alat Pelindung Diri (APD), hingga tenaga medis.
Dia juga menyarankan sistem rujukan dari puskesmas perlu ditambah dan dimudahkan ke rumah sakit. Dengan begitu, masyarakat bisa lekas ditangani tenaga kesehatan.
Baca juga : Cegah Omicron, Jokowi Minta Vaksinasi Anak 6-11 Tahun Segera Dilakukan
“Tenaga medis juga perlu tahu bagaimana menangani Omicron ini. Lalu, untuk tes PCR dan antigen, perlu disediakan untuk bisa mendeteksi apakah virus tersebut merupakan jenis Omicron atau bukan,” bebernya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.