BREAKING NEWS
 

Moeldoko: Sorgum, Solusi Kemiskinan Ekstrem Dan Stunting

Reporter & Editor :
SRI NURGANINGSIH
Selasa, 8 November 2022 09:40 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (tengah) menerima audiensi pihak Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana dan Universitas Kristen Wira Wacana Sumba, di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (8/11).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terus berkomitmen untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem dan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui pengembangan sorgum sebagai bahan pangan alternatif bernilai ekonomi tinggi.

Oleh karenanya, Moeldoko melalui Kantor Staf Presiden (KSP) juga terus aktif mendorong program pengembangan riset dan studi sorgum yang diinisiasi oleh para civitas akademika.

Menurutnya yang bisa menggerakkan kemiskinan ekstrem dan stunting adalah sorgum. Tapi kita masih perlu meyakinkan publik bahwa sorgum ini bisa dikembangkan untuk industri makanan dan banyak industri lainnya.

Baca juga : Moeldoko Disukai Publik Karena Rekam Jejak Jelas Dan Humanis

"Harapan saya budidaya sorgum dikencangkan agar menjadi suara publik yang mengajak masyarakat menanam dan mengembangkan ekosistem sorgum,” ujar Moeldoko.

Hal ini Ia sampaikan saat menerima audiensi pihak Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana dan Universitas Kristen Wira Wacana Sumba, di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (8/11).

Adsense

Universitas Kristen Wira Wacana Sumba yang berlokasi di Sumba Timur, NTT, tengah berencana untuk mengembangkan salah satu program riset dan pengembangan sorgum di kampusnya. Perguruan tinggi yang baru berdiri tahun 2016 silam ini kini memiliki 10 program studi dengan 4.800 mahasiswa.

Baca juga : Turut Entaskan Kemiskinan Ekstrem, Djarum Renovasi 10 Rumah Di Kudus

Inisiasi Universitas Kristen Wira Wacana Sumba untuk mengembangkan pusat riset dan studi sorgum berangkat dari keprihatinan atas kemiskinan ekstrem dan prevalensi stunting yang cukup tinggi di NTT.

Salah satu penyebab kemiskinan ekstrem di NTT dikarenakan pengelolaan sumber daya yang masih belum optimal. Namun ternyata, kondisi tanah NTT yang kering dengan wilayah yang sedikit curah hujan per tahunnya bisa menjadi lahan yang subur bagi tanaman sorgum.

Jika dimanfaatkan secara luas, menurut Moeldoko pengembangan sorgum tidak hanya memberikan alternatif pangan nasional, tapi juga menyerap tenaga kerja dan memberikan pemasukan ekonomi bagi daerah.

Baca juga : Lestari: Perlu Langkah Strategis Cegah Kenaikan Stunting

“Dari 1 hektar lahan bisa menghasilkan 3-5 ton sorgum. Satu hektar lahan sorgum ini diproyeksikan menghasilkan Rp 12 juta. Budidaya sorgum ini mudah karena pupuknya juga tidak seberapa. Ini bisa mengangkat ekonomi lokal secara dahsyat,” ungkap Moeldoko.

Rektor Universitas Kristen Wira Wacana Sumba, Maklon Felipus Killa, dan Wakil Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana, Fence Emanuel Lase,  berharap melalui kemitraan dengan badan usaha di bidang sorgum, pihak perguruan tinggi bisa mengembangkan pusat studi sorgum yang khas Sumba.

“Kami berterima kasih atas perhatian Pak Moeldoko dan KSP yang benar-benar berkomitmen membangun NTT. Kami sangat paham bahwa salah satu isu penting saat ini adalah isu pangan dan energi. Maka kami akan terus berupaya untuk mengembangkan mata kuliah yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Maklon. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense