BREAKING NEWS
 

Jadi Dubes Kazakhstan

Fadjroel Langsung Hadapi Ujian Berat

Reporter & Editor :
APRIANTO
Sabtu, 8 Januari 2022 07:30 WIB
Duta Besar RI untuk Kazakhstan, Fadjroel Rachman. (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Baru sekitar dua bulan menjadi Duta Besar RI untuk Kazakhstan, Fadjroel Rachman langsung menghadapi ujian berat. Negara tempatnya bekerja, kini dilanda kerusuhan hebat. Belasan polisi dan puluhan demonstran dilaporkan tewas dalam bentrokan sengit di ibu kota. Mantan Jubir Presiden itu pun kini sibuk memastikan keselamatan WNI yang ada di negara Asia Tengah itu.

Kerusuhan di Kazakhstan bermula saat ratusan orang turun ke jalan, menentang kebijakan Pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar gas cair (LPG) di awal tahun. Aksi demonstrasi ini dimulai sejak Minggu (2/1).

Awalnya, aksi berjalan aman dan damai. Jumlahnya juga tidak terlalu besar. Para demonstran memprotes kebijakan Pemerintah yang mencabut subsidi elpiji per 1 Januari 2022. Akibat kebijakan itu, harga bahan bakar yang digunakan warga untuk kendaraan melambung tinggi. Warga tak sanggup membeli.

Baca juga : Darurat Nasional, Kazakhstan Jamin Keamanan Investasi Asing Dan Negara Sahabat

Semakin lama, jumlah pengunjuk rasa semakin banyak. Protes pun berkembang. Tak hanya soal naiknya harga elpiji, tapi merembet ke soal kepemimpinan yang otoriter, korupsi, dan lain-lain.

Lalu, pada Selasa malam (4/1), demonstrasi yang awalnya berjalan damai berubah jadi malapetaka. Petugas keamanan dan demonstran terlibat bentrok di alun-alun utama di Ibu Kota, Almaty. Polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan massa. Pengunjuk rasa melawan dengan tongkat, melemparkan batu, dan bom molotov. Tak cuma itu, massa juga jadi brutal. Kantor-kantor pemerintahan dan rumah pejabat diserang. Kerusuhan berlanjut hingga Rabu malam (5/1). Mobil-mobil hangus terbakar bertebaran di sudut kota.

Adsense

Karena keadaan makin kacau, Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev memberlakukan keadaan darurat nasional. Tentara nasional diturunkan untuk mengamankan situasi. Mobil lapis baja diturunkan dan hilir mudik di jalanan. "Situasi alun-alun kota sudah mirip medan perang," tulis Reuters, kemarin.

Baca juga : Menkes Pastikan Kesiapan RS Hadapi Lonjakan Kasus Omicron

Menurut laporan Reuters, sebanyak 18 petugas kepolisian dan puluhan demonstran dilaporkan tewas dalam kerusuhan itu. Sementara, 3.000 pengunjuk rasa ditangkap.

Bagaimana dengan kondisi WNI? Fadjroel memastikan, 144 WNI yang berada di Kazakhstan dan Tajikistan dalam kondisi sehat dan aman. “Sampai hari ini KBRI Nursultan menjamin dan memberitahukan kepada keluarga di Indonesia bahwa keadaan mereka sehat aman,” kata Fadjroel, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, kemarin.

Karena kondisi masih genting, Fadjroel pun mengimbau WNI yang ada di Kazakhstan agar berhati-hati. Para WNI itu harus tetap waspada mengingat ada pemberlakuan status darurat nasional. Ia minta WNI menjauhi kerumunan dan tidak bepergian ke luar rumah kecuali untuk hal-hal penting.

Baca juga : Hari Pertama Semester Genap, DKI Langsung Terapkan PTM Terbatas

Selain itu, dia juga meminta WNI mematuhi aturan yang dikeluarkan pemerintah setempat, menjaga ketertiban, dan tidak ikut dalam aksi-aksi massa yang dilakukan di wilayah setempat. "Para WNI agar tidak memberikan komentar yang bersifat publik terhadap perkembangan situasi dalam negeri Kazakhstan," imbau Fadjroel.

Terakhir, ia meminta WNI berkomunikasi dengan KBRI melalui grup WNI maupun jalur-jalur komunikasi yang memungkinkan untuk memberi kondisi terkini masing-masing dan melaporkan hal-hal yang penting diketahui bersama. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense