Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ini 3 Fokus Pustakawan Dalam Hadapi Era Digital

Kamis, 16 Desember 2021 16:10 WIB
Webinar Penguatan Peran Pustakawan dalam Mendukung Literasi Digital Nasional, Kamis, (16/12). (Foto: Perpusnas)
Webinar Penguatan Peran Pustakawan dalam Mendukung Literasi Digital Nasional, Kamis, (16/12). (Foto: Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kecakapan literasi digital menjadi tantangan besar bagi Pemerintah. Hingga saat ini, survei Global World Digital Competitiveness Index oleh Institute Management Development (IMD) menempatkan Indonesia pada posisi ke-53 dari 63 negara kecakapan literasi. Oleh karena itu, Program Literasi Digital yang ditetapkan Presiden Jokowi pada Hari Kebangkitan Nasional 2021 menjadi upaya percepatan transformasi digital khususnya pengembangan sumber daya manusia digital.

Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Boni Pudjianto mengatakan, saat ini dari sekitar 270 juta penduduk Indonesia, 202,6 juta adalah pengguna internet. Sebanyak 170 juta di antaranya adalah pengguna aktif. Dari jumlah tersebut, 96 persen mengakses internet menggunakan ponsel.

Dampak pandemi mengubah kebiasaan hidup masyarakat. Penggunaan internet naik signifikan. Hal ini menandakan masyarakat memang membutuhkan internet dan tidak bisa lepas.

“Era digital saat ini merupakan tantangan pustakawan melakukan transformasi digital. Pustakawan yang biasanya melayani secara fisik, sekarang melakukan pendampingan secara digital," kata Boni, pada Webinar "Penguatan Peran Pustakawan dalam Mendukung Literasi Digital Nasional", Kamis, (16/12).

Baca juga : Lawan Vietnam, Skuad Garuda Dilarang Jiper

Dia menerangkan, ada tiga aspek yang harus ditingkatkan pustakawan dalam menghadapi era digital. Pertama, perlu adanya infrastruktur digital yang mumpuni, karena semua sudah move to digital.

Kedua, harus dilengkapi dengan SDM yang mumpuni. Agar literasi digital tidak hanya untuk pustakawan saja tetapi juga masyarakat. "Ketiga, pustakawan harus melakukan kemitraan dengan seluruh stakeholder yang ada, baik komunitas, lembaga, maupun, NGO dari dalam dan luar negeri," imbuhnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) Eine Ayu Saraswati. Menurutnya, literasi digital memerlukan interaksi antarsistem yang baik agar mudah digunakan.

"Kemudian ada aspek SDM yang berkaitan dengan literasi digital, apa yang perlu dikomunikasikan, pengetahuan yang dikelola," ungkapnya. Eine mengatakan, pustakawan perlu mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat, sehingga literasi digital dapat berperan dalam berbagai lini kehidupan.

Baca juga : The New Museum Pegadaian Hadirkan Konsep Digital Di Sukabumi

Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Deni Kurniadi mengatakan, masifnya pertumbuhan produksi serta diseminasi informasi di era digital saat ini membawa tuntutan langsung akan kebutuhan masyarakat dalam menganalisa dan mengevaluasi informasi.

“Peran pustakawan pada penguatan literasi digital diharapkan mampu membawa masyarakat yang berpengetahuan, bukan melulu tentang akses teknologi yang tersedia, namun juga kecakapan mengelolanya,” ujar Deni Kurniadi.

Peralihan peran pustakawan di era digital saat ini juga diungkapkan pustakawan dari Universitas Gadjah Mada Yoyakarta, Nasirulah Sittam. Ia menjelaskan, media sosial sudah lama digunakan pustakawan sebagai ajang mencari informasi, menulis, menyebarkan hingga berinteraksi. “Ada dua tipe media yang digunakan, blog dan microblog, seperti Twitter, Instagram, Facebook,” ucap Sittam. 

Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perpustakaan perlu berkolaborasi dengan Kominfo atau lembaga lain supaya tujuan menciptakan masyarakat yang berpikir kritis, cakap digital, dan menjadi pembelajar seumur hidup.

Baca juga : Pupuk Indonesia Siapkan Platform Digital

“Selain itu, sinergi pustakawan diperlukan agar program literasi informasi yang menjadi nilai jual perpustakaan lebih terstruktur dan berkesinambungan,” pungkas pustakawan dari Universitas Indonesia Kalarensi Naibaho. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.