BREAKING NEWS
 

PM Selandia Sowan Ke PM Australia Bahas Pengaruh China Di Pasifik

Reporter : PAUL YOANDA
Editor : MELLANI EKA MAHAYANA
Jumat, 10 Juni 2022 19:53 WIB
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (kiri) dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern usai melakukan pertemuan di Canberra, Australia, Jumat, 10 Juni 2022. (Foto AP/MARK BAKER, POOL)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengaruh China di kawasan Pasifik jadi isu utama pertemuan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese dengan PM Selandia Baru Jacinda Ardern. Mereka sepakat untuk mengikuti kemauan negara-negara di kawasan Pasifik.

Ardern sowan ke Albanese di Canberra, Australia, Jumat (9/6). PM Selandia Baru itu merupakan pemimpin asing pertama yang mengunjungi Albanese di negaranya, sejak ia terpilih 21 Mei  2022.

Sebelum pertemuan Albanese dan Ardern, Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat (AS), telah menyuarakan keprihatinan mereka terkait pakta keamanan China dengan Kepulauan Solomon, yang bisa menghadirkan militer Beijing di negara itu.

Namun, hal itu disangkal Solomon dan China. Terkait peningkatan peran Selandia Baru dalam melawan pengaruh China di Pasifik, Albanese menjawab diplomatis. Pemimpin Partai Buruh Australia itu menegaskan, kedua negara ada di pihak negara-negara Pasifik.

Baca juga : Menkes Malaysia Umumkan Kemunculan 2 Subvarian Baru Covid

“Saya berharap bisa bekerja dengan PM Ardern, bekerja dengan tetangga kita yang demokratis,” kata Albanese, dilansir Associated Press, Jumat.

Albanese dan Menteri Luar Negeri Penny Wong terbang ke Tokyo beberapa jam setelah dilantik untuk pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden, PM Jepang Fumio Kishida dan PM India Narendra Modi untuk membahas ancaman keamanan regional yang ditimbulkan China.

Adsense

Wong kemudian terbang dari Jepang ke kawasan Pasifik. Sementara Menlu China Wang Yi juga memulai tur Pasifik. Namun Wang gagal membuat 10 negara Pasifik agar menyepakati perjanjian baru yang mencakup kerja sama perikanan hingga keamanan. Tapi Wang berhasil mencapai beberapa perjanjian bilateral.

Ardern menilai, negara-negara Pasifik lebih memilih menyepakati kerja sama ekonomi dengan China daripada meneken perjanjian keamanan. “Mari kita dengar dari Pasifik tentang masalah ini,” kata Ardern.

Baca juga : Keseruan Kegiatan PM Australia Bersama Jokowi Di Istana Bogor

Albanese menambahkan, Australia selaku pemberi bantuan terbesar di Pasifik terkait lingkungan, menjanjikan tindakan yang lebih serius untuk mengurangi dampak emisi gas rumah kaca. Bagi negara-negara Pasifik, hal itu mendesak. Pasalnya, keberadaan negara mereka terancam akibat naiknya permukaan laut.

Australia sebelumnya telah berkomitmen untuk mengurangi emisi Australia sebesar 26 persen menjadi 28 persen pada 2030. Namun pemerintahan Albanese telah menjanjikan pengurangan sebesar 43 persen.

Selandia Baru menanggapi ambisi Australia dengan sikap terbuka. Selandia Baru, kata Ardern, menargetkan pengurangan emisi sebesar 30 persen pada akhir dekade ini.

“Wilayah Pasifik telah memposisikan perubahan iklim sebagai ancaman nomor satu,” kata Ardern.

Baca juga : Hasil Penelitian : Asam Amino Glutamat Dapat Pengaruhi Kualitas Hidup Lansia

Sehubungan dengan itu, lanjut Ardern, pihaknya telah memiliki banyak hal yang harus dilakukan. "Kami menyambut baik bergabung dalam perjalanan itu dengan Australia," katanya.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense