RM.id Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid geram pada keputusan Pemerintah Australia, yang berhenti mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota negara Yahudi itu. Keputusan ini mengubah keputusan Pemerintahan sebelumnya.
Dilansir kantor berita AFP, kemarin, Lapid yang langsung naik pitam, mengkritik Australia. Dia menggambarkan langkah itu sebagai tanggapan tergesa-gesa.
Baca juga : Australia Tak Lagi Akui Yerusalem Barat Sebagai Ibu Kota Israel
“Kami hanya bisa berharap Pemerintah Australia mengelola hal-hal lain dengan lebih serius dan profesional. Yerusalem adalah Ibu Kota Israel yang abadi, bersatu dan tidak ada yang akan mengubah itu,” tegas Lapid dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantornya.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, telah memanggil Duta Besar Australia untuk mengajukan protes resmi atas keputusan tersebut.
Baca juga : Asabri Salurkan Bantuan Pembangunan Ruang Layanan Polsek Bodeh
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong mengumumkan perubahan kebijakan pemerintahan terdahulu, dengan membatalkan pengakuan Australia atas Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.
Kepemimpinan PM Anthony Albanese, katanya, akan terus mendorong solusi dua negara, antara Israel dan Palestina dalam menciptakan perdamaian di wilayah itu. Menurut Penny Wong, status kota itu harus diputuskan melalui pembicaraan damai antara Israel dan Palestina, dan bukan melalui keputusan sepihak.
Baca juga : Menteri Basuki. Tol Bocimi Tersambung Sampai Sukabumi Barat Tahun 2024
“Kami tidak akan mendukung pendekatan yang merusak solusi dua negara. Kedubes Australia selalu, dan tetap di Tel Aviv,” tandasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.