Sebelumnya
Gunung Damavand menjadi berkah bagi pariwisata Iran. Inilah Alpen (di Eropa yang membentang dari Austria dan Slovenia di timur, melalui Italia, Swiss, Liechtenstein, dan Jerman, sampai ke Prancis di barat) versi Iran, yang jadi destinasi wisata musim dingin utama di negeri para mullah (imam/pemimpin) itu.
Meski di Teheran tak lagi turun salju, di pertengahan Februari saat saya tiba, Alborz masih diselimuti salju. Pemandangan pegunungan perkasa berbalut warna putih ini serasa menyapa ramah, menyihir lelah setiap pendatang ke Kota Teheran menjadi decak kagum.
Baca juga : Lestari: Atasi Potensi Konflik Pertanahan, Bangun Sistem Pendataan Akurat
Penerbangan Jakarta-Teheran selama sekitar 15 jam (termasuk 3 jam transit di Doha, Qatar), rasanya terbayar sudah. Bahkan keinginan sekadar menutup mata, beristirahat di mobil yang membawa saya ke hotel, terasa hanya akan membuang waktu; bila harus kehilangan pemandangan di perjalanan ini. Terlalu sayang terlewatkan, meski hanya beberapa detik.
Sambil sesekali ngobrol dengan Mohammad Khojasteh Bakht, staf Konselor Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Indonesia, yang mendampingi dari Jakarta, mata saya terus menyapu depan dan kiri-kanan jalanan yang kami lewati.
Baca juga : Penyaluran Kredit Naik 2 Kali Lipat, Modal Rakyat Siap Perluas Kemitraan
Bisa menginjakkan kaki dan melihat langsung eksotisme negeri di Asia Barat ini, merupakan keberuntungan. Bukan apa-apa. Negeri ini teramat kaya dengan warisan peradaban. Sejak Kekaisaran Persia atau Kekaisaran Iran, di wilayah ini silih berganti rangkaian kekuasaan monarki-dinasti.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.