RM.id Rakyat Merdeka - Puluhan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka di Afghanistan utara. Demi menghindari pertempuran yang terjadi di kota hingga desa mereka ketika pasukan Pemerintah berusaha menghadang pemberontak Taliban. Para pengungsi yang didominasi anak-anak dan perempuan itu, menunggu uluran tangan dan bantuan dari dunia. Please help them…
Umumnya para pengungsi datang dari kawasan utara, yang tidak pernah dikuasai Taliban, saat mereka dulu memerintah di Afghanistan. Lokasi itu menjadi jantung pasukan tentara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).
Baca juga : Presiden Afghanistan Cari Bantuan Panglima Perang
Keluarga pengungsi itu membanjiri Ibu Kota Afghanistan, Kabul, dengan makanan dan pasokan air terbatas. Dilansir Associated Press (AP), mereka mengatakan, telah terperangkap dalam baku tembak tersebut dan berusaha menyelamatkan diri.
“Beberapa pengungsi mengatakan, ketika Taliban berhasil menguasai kota-kota, mereka memburu dan membunuh kerabat polisi. Lalu dengan cepat menerapkan pembatasan kepada para perempuan,” pemberitaan AP pada 10 Agustus lalu.
Baca juga : PPKM Darurat, Jumlah Penumpang Di Bandara Angkasa Pura I Anjlok 76 Persen
Kekejaman semacam itu telah memicu ketakutan atas potensi pengambilalihan Taliban atas Afghanistan. Namun warga juga merasa antipati terhadap Pemerintah.
Fawzia Karimi melarikan diri ke Kabul dari Kunduz, salah satu kota terbesar di Afghanistan, yang jatuh ke tangan Taliban. Perempuan lima anak itu mengatakan, pasukan pemerintah tidak berperang ketika gerilyawan Taliban menyerbu distrik tempat dia tinggal.
Baca juga : Keok Hadapi Taliban, Presiden Afghanistan Sowan Ke Biden
Tetapi pasukan itu malah mengebom daerah permukiman warga yang berada dalam kendali Taliban. “Jika pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa, seharusnya menghentikan pemboman dan membiarkan Taliban berkuasa,” katanya.
Karimi pergi bersama kelima anaknya ketika serangan udara menghantam rumah tetangganya. Putranya yang berusia 16 tahun tewas dalam baku tembak tiga bulan lalu itu. Suaminya tetap tinggal di Kunduz.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.