Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cegah Suntikan Kosong, Malaysia Bolehkan Warganya Bikin Video Saat Divaksin

Sabtu, 14 Agustus 2021 20:56 WIB
Pakar bioteknologi/Associate Professor Universiti Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo PhD (Foto: YouTube)
Pakar bioteknologi/Associate Professor Universiti Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo PhD (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tak ingin warganya kembali kecolongan suntikan kosong, pemerintah Malaysia kini membolehkan aturan baru dalam proses vaksinasi Covid-19.

Setiap warga yang disuntik, boleh merekam momen vaksinasi.

"Sebelumnya tidak boleh direkam, karena dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi vaksinator. Tapi sekarang, kementerian yang bertanggung jawab untuk program vaksinasi, yakni Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi (MOSTI) membolehkan masyarakat merekam proses vaksinasi, dan mengubah prosedur penyuntikan," kata Pakar Bioteknologi yang juga Associate Professor Universiti Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo, PhD dalam FGD Rakyat Merdeka bertema Efikasi Vaksin dan Ancaman Varian Baru pada Jumat (13/8).

Baca juga : Tanpa NIK, 2.800 Warga Balai Jabodetabek Bakal Divaksin

Bimo pun menuturkan pengalamannya saat divaksin pada medio Juli 2021.

"Jadi, ketika saya divaksin pakai Sinovac, vaksinator mengambil vaksin dari botolnya, di depan mata saya. Vaksinnya ditunjukkan, ini ya 0,5 mililiter. Setelah disuntikkan, vaksinator menunjukkan jarum suntik yang sudah kosong," ungkap Bimo.

Atas peristiwa vaksin kosong yang pernah terjadi sebelumnya, pemerintah Malaysia telah mengambil tindakan terhadap vaksinator terkait. Kabarnya, hal itu dipicu oleh kelelahan sang vaksinator.

Baca juga : Jelang 17 Agustus, 958 Warga Ancol Sudah Divaksin

Kasus serupa juga pernah terjadi di Indonesia pada 6 Agustus 2021, di kawasan Pluit Jakarta Utara.

Di Jerman, kasusnya juga tak kalah menghebohkan. Pihak berwenang di Jerman meminta lebih dari 8.000 orang untuk mengulang vaksinasi Covid-19, karena seorang perawat diduga menyuntikkan cairan infus alih-alih vaksin kepada banyak orang.

Mayoritas korbannya adalah lansia berusia 70 tahun ke atas.

Baca juga : Bansos Efektif Bikin Warga Mau Divaksin

Saat ini, polisi tengah menyelidiki perawat di sebuah pusat vaksinasi di Friesland, dekat pantai Laut Utara Jerman.

Seperti dikutip surat kabar Süddeutsche Zeitung, Inspektur Peter Beer mengungkap, suster berusia 40 tahun itu kerap membagikan konten yang kritis terhadap penanganan Corona di media sosial, serta mengkritik kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah untuk menghambat penyebaran virus.

"Itu jelas susternya anti vaksin. Sehingga, dia sengaja mengganti isi vaksin dengan air garam. Ini jelas sangat berbahaya, karena nakesnya sendiri ternyata antivaksin" tandas Bimo. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.