Dark/Light Mode

Telunjuknya Pernah Dipenggal Taliban, Pengusaha Afghanistan Ini Nggak Kapok Nyoblos

Minggu, 29 September 2019 09:29 WIB
Pengusaha Afghanistan, Safiullah Safi menunjukkan jari telunjuk kanan yang dipotong Taliban dan telunjuk kiri bertinta pasca Pilpres Afghanistan 2019. (Foto: Twitter @SamimArif)
Pengusaha Afghanistan, Safiullah Safi menunjukkan jari telunjuk kanan yang dipotong Taliban dan telunjuk kiri bertinta pasca Pilpres Afghanistan 2019. (Foto: Twitter @SamimArif)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski telunjuk kanannya pernah dipotong Taliban dalam Pemilu 2014, pengusaha asal Afghanistan, Safiullah Safi nggak kapok nyoblos.

Dalam akun Twitter @SamimArif yang diposting pada Sabtu (28/9), Safi menunjukkan telunjuk kanannya yang telah terpotong, dan telunjuk kiri yang telah tercelup tinta. Tanda telah menunaikan hak pilihnya di Pemilu 2019.

"Saya tahu itu adalah pengalaman yang menyakitkan. Tapi, itu hanya jari," kata Safi melalui telepon, seperti dikutip Reuters, Sabtu (28/9).

"Di masa anak-anak saya dewasa nanti, saya tetap tidak akan duduk diam, meski mereka memotong semua jari tangan saya," imbuhnya.

Baca juga : Ananda Badudu, Penggalang Demo Mahasiswa Ditangkap Polisi

Safi pun bercerita soal pengalamannya dipenggal jari telunjuk dalam Pemilu 2014. Kala itu, ia berada dalam perjalanan dari Ibu Kota Afghanistan, Kabul - tempat ia berdomisili - menuju wilayah Timur Khost.

"Taliban memaksa saya keluar dari mobil. Saya diseret ke jalan, tempat di mana mereka menggelar pengadilan. Mereka memenggal jari saya. Mereka bertanya, kenapa saya nekat mencoblos, dan tidak mempedulikan peringatan mereka. Waktu itu, keluarga juga mengingatkan saya untuk tidak mencoblos. Tapi, saya tak peduli," ungkap Safi.

Berita soal terpenggalnya jari tangan Safi, tersiar di kalangan warga Afghanistan melalui Twitter. Sebagian warga Afghanistan takut kembali pada rezim Taliban. Namun, sulit meraih kebebasan.

"Dia (Safi, Red) mencoblos untuk mendukung demokrasi, dan mengatakan tidak pada sistem Taliban," kata seorang Tweeps Afghanistan.

Baca juga : Pemprov DKI Luncurkan Program Keringanan Dan Penghapusan Tunggakan Pajak

Dalam melaksanakan hak pilihnya, warga Afghanistan tak hanya dihantui ketakutan. Waktu pencoblosan pun yang kerap molor. Ini adalah ujian besar bagi pemerintah Afghanistan yang didukung Barat, dalam melindungi demokrasi.

Rezim Taliban sebenarnya sudah dilengserkan AS pada 2001. Namun, saat ini pemerintah Afghanistan dihadapkan pada kalangan pemberontak Islam yang berada di barisan depan sejak Taliban lengser.

Mereka kerap membikin keonaran dalam pemilu, menebar ancaman yang mengerikan, hingga mengancam mati orang yang berpartisipasi dalam kegiatan pemilu.

Asal tahu saja, dalam Pemilu 2014, Taliban telah memotong enam jari warganya.

Baca juga : Terus Lestarikan Budaya, Kamus Digital Bali Raih Penghargaan UNESCO

Di wilayah-wilayah Afghanistan yang dikendalikan Taliban sejak 2001, pemilu adalah kegiatan yang sangat berbahaya. Jumlah warga yang berpartisipasi dalam kegiatan itu, terbilang sedikit. Kalangan pemberontak Islam menutup tempat-tempat pemungutan suara, untuk menunjukkan otoritasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.