BREAKING NEWS
 

Modus Buka Bersama Rahwana

Senin, 27 Maret 2023 04:56 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebijakan larangan buka bersama bagi ASN menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Kegaduhan tidak perlu terjadi jika kita dapat menahan diri dan konsisten dalam membuat kebijakan. Di sisi lain, tolok ukur ibadah puasa adalah meningkatnya kadar keimanan dan ketakwaan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari keteladanan dan perilaku seseorang yang terpancar dalam bentuk kesalehan sosial. Khususnya bagi pemimpin, antara ucapan dan tindakannya harus konsisten dan menjadi panutan masyarakat.

“Mungkin karena buka bersama bikin sumpek, Mo, maka lebih baik dilarang,” celetuk Petruk, cengengesan. Romo Semar tidak mau ambil pusing dengan larangan buka bersama. Romo Semar justru sedang galau dengan naiknya harga-harga bahan pokok menjelang Lebaran. 

Kolak pisang dan lemper bakar merupakan menu favorit berbuka puasa yang disediakan Dewi Kanestren. Kepulan asap rokok klobot membawa ingatan Semar ke zaman Ramayana, ketika Prabu Rahwana mengundang Kumbakarna berbuka puasa di Istana Alengka pasca puasa tidurnya tiga puluh hari di Gunung Gohmuka.

Baca juga : Menanti Lahire Tetuko

Kocap kacarito. Menjelang runtuhnya kepemimpinan Prabu Rahwana, terdapat dua kubu yang berseberangan di Kerajaan Alengka. Kubu pro Rahwana mati-matian membela Rahwana untuk tidak mengembalikan Dewi Sinta ke Ramawijaya. Perang brubuh melawan pasukan Rama harus terus dilancarkan walaupun orang kedua Alengka yakni Patih Prahasta telah tewas oleh Patih Anila dari Guakiskenda.

Adsense

Sedangkan kelompok kedua adalah poros perubahan yang dimotori oleh Gunawan Wibisana yang tidak lain adik Rahwana. Dari awal, Wibisana tidak menyetujui tindakan kakaknya, Rahwana, menculik Dewi Sinta. Wibisana minta Rahwana mengembalikan Dewi Sinta kepada Prabu Ramawijaya untuk mencegah perang besar antara pasukan Alengka dan Pancawati.

Rupanya, saran bijak Wibisana tidak dapat diterima oleh Rahwana. Wibisana justru diusir dari Alengka. Perilaku sewenang-wenang Rahwana ditentang juga oleh Kumbokarna. Dua saudara Rahwana yang selama ini berjuang untuk kejayaan Alengka sudah tidak dianggap lagi perannya.

Baca juga : Resolusi Rama Di Tahun Politik

Wibisana membelot bergabung dengan Prabu Ramawijaya. Sedangkan Kumbokarna memilih bertapa tidur di Gunung Gohmuka. Rahwana merasa ditinggalkan oleh saudaranya sendiri. Sehingga kekuatan Alengka berkurang dengan perginya Wibisana dan Kumbokarna.

Melihat kekuatan Alengka mulai terdesak, Rahwana mengutus anaknya, Indrajit, untuk membangunkan Kumbokarna dari puasa tidurnya. Rahwana mengundang Kumbokarna ke istana untuk berbuka puasa kembul bujono. Kumbokarna kaget atas undangan mendadak dari kakaknya, Rahwana. Namun sebagai satria tama, Kumbakarna tidak bisa menolak undangan Rahwana.

Rupanya, ada maksud lain di balik undangan makan kembul bujono Rahwana kepada Kumbakarna. Rahwana minta Kumbakarna maju sebagai senopati melawan Prabu Rama. Kumbakarna tetap konsisten tidak bersedia melawan Rama. Karena Rama berada di pihak yang benar. Sedangkan Rahwana di pihak yang keliru telah menculik Sinta.

Baca juga : Pesan Toleransi Bethara Guru

“Kumbokarna akhirnya bersedia maju menjadi senopati melawan Prabu Rama, Mo,” sela Petruk, membuyarkan lamunan Romo Semar. “Betul, Tole. Kumbakarna berperang bukan membela Rahwana. Akan tetapi Kumbakarna membela bumi kelahirannya,” jawab Semar pendek. “Kumbakarna bertapa di Gohmuka untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Sehingga hatinya terbuka untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan batil,” jawab Semar sambil ngeloyor. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense