BREAKING NEWS
 

Pancasila dan Nasionalisme Indonesia (12)

Mendalami Ketuhanan YME: The One In The Many (2)

Senin, 9 Maret 2020 06:22 WIB
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Tuhan juga tidak bisa digambarkan sebagai The Many (Al-Katsrah), yakni Dia yang mewujud dalam bentuk pluralitas alam semesta, karena dengan demikian, konsep ini menafikan keberadaan makhluk dan dengan sendirinya mereduksi kapasitas Tuhan sebagai Sang Pencipta (Al-Khaliq).

Bagaimana mungkin ada Sang Khaliq tanpa makhluq? Atau paling tidak, bagaimana mungkin hanya mengakuinya sebagai Sang Khaliq dalam potensi (Creatori npotential), tetapi menafikannya sebagai Sang Khaliq secara aktual (Creator in actual).

Konsep seperti ini tidak sejalan dengan sejumlah ayat, antara lain: “Dia-lah allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai nama-nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Al-Hasr/59:24).

Baca juga : Puteri Indonesia Tak Hafal, Mungkin Yang Lain Juga...

“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah/2:29).

Adsense

Metode tasawuf membantu kita untuk lebih mudah memahami konsep KeEsa-an Tuhan (tauhid). Dalam pandangan tasawuf, tidak pernah dipermasalahkan keberadaan Tuhan sebagai The One dan atau The Many. Keduanya merupakan suatu entitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Hubungan antara keduanya adalah hubungan manifestasi (tajalli). Berbeda dengan pandangan filosof yang menganggap The One dan The Many sebagai dua entitas yang berbeda dan hubungan antara keduanya berdasarkan sebab akibat.

Baca juga : Antara Politik Islam dan Islam Politik (2)

Pandangan tasawuf sejalan dengan beberapa ayat: “Dialah Yang awal dan Yang akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Q.S. Al-Hadid/57:3).

Dalam pandangan ini beranggapan tidak ada artinya kita bicara tentang The One tanpa berbicara tentang The Many. Ibn Arabi, seorang theosofi terkemuka pernah menyatakan: Al-Wahdah Fial-Katsrahwa Katsrahfial Wahdah(The One in The Many and The Many in The One).

The One dihubungkan dengan hakekat wujud yang biasa disebut dengan Al-Jawahir (the substances) dan The Many dihubungkan dengan locus manifestasi yang disebut Al-‘Ardh (the accidence). ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense