Sebelumnya
Lucunya, Mahendra yang diangkat pertama kali secara politis di Kemendag, kemudian dipindah menjadi Wamenkeu. Dan belakangan diangkat menjadi Ketua BKPM. Lebih aneh lagi, Mahendra yang sudah “nyaman” sebagai Duta Besar di Washington, ditarik kembali menjadi Wamenlu.
Pada saat memperkenalkan Mahendra sebagai Wamenlu di Komisi I DPR, Menlu dengan tegas mengatakan tugas Wamenlu hanya mengurus perdagangan. Ini mengulangi ajaran Menlu Hasan tahun 2008. Lucunya, ketika ada Sidang Menlu OKI di Turki, yang diutus adalah Mahendra, bukan Menlu Retno. Betul-betul aneh !
Baca juga : Disfungsi Jabatan Wakil Menteri (1)
Pengangkatan Wamen di masa Jokowi menjadi tidak jelas. Jabatan itu seperti diobral di berbagai Kementerian. Yang lebih menggemparkan dan menimbulkan kritik publik, sebagian besar Wamen yang diangkat bukan dari kalangan profesional, tapi dari kalangan parpol, dan orang-orang yang dinilai sangat berjasa ketika Jokowi maju dalam Pilpres.
Dua anak pemilik media televisi besar, misalnya, diberikan pos Wamen dengan kapasitas yang sama sekali tidak jelas. Jangan heran hampir semua Wamen yang ada “tidak bunyi”. Publik tidak tahu apa kerja mereka.
Baca juga : Misteri Diplomat Jerman Ke Kantor FPI
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sosok yang tempo hari disebut-sebut “kesayangan Jokowi” didepak juga dalam reshuffle kabinet pekan lalu. Wamennya tetap bertengger, meski publik tidak tahu apa kiprahnya sejak setahun diangkat. Mungkin karena ayahnya dinilai berjasa luar biasa pada kampanye Pilpres 2018-2019?
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.