Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bagi-bagi `Benih Lobster` Di KKP?

Kamis, 26 November 2020 06:05 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - Oleh mentornya, Edhy Prabowo Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) pernah disanjung tinggi. “Edhy itu orang hebat. Ia setia pada pimpinannya. Sejak dulu hingga saat ini, [ia] masih belum berubah. Siapa yang menyangka dulu dia adalah ajudan saya, supir saya, tukang pijit saya, tukang masak saya, tukang cuci baju saya, tukang bersih-bersih rumah saya, dan mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga [saya]. Tapi saat ini ia duduk sejajar dengan jabatan dengan saya, sama-sama sebagai menteri,” tulis Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan, Ketua Umum Partai Gerindra, sedang Edhy Prabowo salah satu Wakil Ketua Umum Gerindra.

Menteri yang dipuji setinggi langit itu, Kemarin dini hari, ditangkap petugas KPK begitu tiba di bandara Soekarno-Hatta. Bersama isterinya, Menteri KKP baru terbang dari San Fransisco dengan pesawat Garuda, transit di bandara Narita, Jepang.

Baca juga : Negara Tidak Boleh Takluk Pada Ancaman Siapa Pun!

Apa yang terjadi dengan Edhy Prabowo? Menurut Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, Edhy Prabowo ditangkap terkait ekspor benur atau benih lobster.

Berita penangkapan Menteri KKP beserta sekian banyak petugas KKP dan instansi pemerintah yang lain, bak halilintar di siang hari bolong. Semua orang tidak percaya tatkala mendengar ini untuk pertama kali. Namun, setelah beritanya tersiar di media massa dan media sosial, semua orang percaya, dan semua orang “pasang kuping” dengan saksama di media.

Baca juga : Gatot, Istana Dan Bintang Mahaputera

Semenjak awal, kebijakan Edhy Prabowo membuka kran ekspor benih lobster mendapat kritik, bahkan kecaman dari berbagai penjuru Nusantara. Jelas, ini kebijakan yang kontroversial. Yang santer menentang kebijakan Menteri KKP, semula, hanya NU dan Muhammadiyah. Kedua organisasi besar ini kompak menolak ekspor benih lobster, Agustus lalu. Ekspor dinilai tidak akan memberikan keuntungan bagi negara, bahkan justru merusak rantai pasokan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.