BREAKING NEWS
 

Kembangkan Teknologi, Doktor IPB Terapkan Kecerdasan Buatan Pada Ilmu Tanah

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : SRI NURGANINGSIH
Rabu, 29 Juni 2022 17:25 WIB
Destika Cahyana. (Foto” Dok. Istimewa)

 Sebelumnya 
Pada 2013 Indonesia berhasil menuntaskan pemetaan tanah skala 1:250.000 untuk seluruh wilayah Indonesia setelah berupaya lebih dari 63 tahun. Berikutnya pada 2019 Indonesia berhasil menyelesaikan peta tanah skala 1:50.000 untuk 511 kabupaten/kota setelah berupaya dari tahun 70-an.

“Teknologi kecerdasan buatan dengan pendekatan machine learning menjadi jawaban untuk pemutakhiran peta yang lebih murah, cepat, dan minim risiko,” ujar Destika yang mendapat beasiswa tugas belajar dari Badan Litbang Kementerian Pertanian itu.

Baca juga : Dukung Keluarga Tanggulangi Ekstremisme Berbasis Kekerasan, BNPT Gelar National-Led Training

Promovendus melakukan penelitian di tiga kabupaten yaitu Timor Tengah Utara, Jember, dan Bogor yang mewakili 3 variasi iklim di wilayah tropis.

Destika menguji sejumlah algoritma dari machine learning yang biasa digunakan di negara subtropis untuk memetakan tanah dengan teknik pemetaan tanah digital. Ia juga menguji kombinasi faktor-faktor lingkungan yang dapat digunakan untuk menduga sebaran tanah di Indonesia yang tergolong wilayah tropis.

Baca juga : Lestari Ingatkan Kemajuan Teknologi Dipakai Perkuat Nilai Kebangsaan

Menurut Destika, pemetaan tanah digital di negara maju yang umumnya beriklim subtropis telah berkembang pesat sejak 10 tahun terakhir.

“Kita berupaya menerapkannya dalam konteks wilayah tropis karena kondisinya berbeda,” kata alumnus dari Universitas Sriwijaya itu.

Baca juga : Forum Doktor IPOL UI Sarankan Anies Fokus Pada Program Pro Rakyat

Di wilayah tropis kondisi atmosfer banyak terhalang awan sehingga hanya data penginderaan jauh tertentu saja yang dapat digunakan. Demikian pula vegetasi di atas tanah tropis relatif lebih tinggi dan tebal dibanding vegetasi di wilayah subtropis.

Master dari Chiba University, Jepang, tersebut menyelesaikan disertasinya di bawah bimbingan para promotor dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB yaitu Baba Barus, Budi Mulyanto, dan Darmawan. Pembimbing lainnya dari luar IPB yaitu Yiyi Sulaeman yang merupakan peneliti di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense